Ambon (ANTARA) - Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease bersama Kodim 1504 Ambon bersinergi guna memastikan keamanan dan kelancaran tradisi tahunan pukul manyapu di Negeri (Desa) Mamala dan Morela, Maluku.
“Dalam pengamanan tradisi pukul manyapu di dua desa itu pada 7 April 2025 disiapkan sebanyak 673 personel pengamanan dan 184 di antaranya dari Polresta,” kata Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKBP Yoga Putra Prima Setya di Ambon, Minggu.
Hal itu diutarakannya saat melakukan pertemuan dalam rangka koordinasi dengan Bupati Maluku Tengah bersama Komando Distrik Militer (Kodim) 1504/Ambon untuk mendukung dan menyukseskan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kapolresta menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjaga keamanan masyarakat.
“Kerja sama yang solid antara Polri, TNI, dan pemda sangat krusial untuk menciptakan situasi yang kondusif,” ujarnya.
Ia mengatakan operasi pengamanan pukul manyapu ini dirancang untuk mencegah tindak kejahatan serta menjaga ketertiban di Negeri Mamala dan Morela, demi memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Senada dengan hal itu, Dandim 1504 Ambon Kolonel Inf Leo Octavianus Sinaga mengatakan koordinasi yang diperkuat ini sebagai langkah strategis untuk memastikan pelaksanaan tradisi tahunan pukul manyapu berjalan aman dan tertib.
“Ini adalah bentuk kepedulian dan sinergisitas TNI, Polri, dan pemerintah daerah dalam menjaga keamanan wilayah,” katanya.
Dia pun memastikan kesiapan untuk mengerahkan personel dan peralatan pendukung, mulai dari kegiatan patroli hingga penempatan pasukan di lapangan.
“Kami akan menerapkan prosedur pengamanan dan sterilisasi secara menyeluruh, baik sebelum, saat, maupun setelah kegiatan berlangsung,” tuturnya.
Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir juga menyatakan dukungan penuh terhadap operasi ini. “Kami berharap kegiatan ini memberi dampak positif bagi keamanan wilayah, khususnya Mamala, Morela, dan sekitarnya,” ucapnya.
Tradisi pukul manyapu Mamala dan Morela adalah atraksi budaya saling memukul badan dengan batang sapu lidi. Tradisi ini biasanya digelar pada tanggal 7 Syawal setiap tahunnya.
Istilah "pukul manyapu" atau "ukuwala mahiate" berasal dari kata "ukuwala" yang berarti sapu lidi dan "mahiate" yang berarti baku pukul. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-17 dan masih dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi ini pun menjadi yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan yang mengunjungi Maluku pada bulan Syawal kalender Hijriah.