Ternate (ANTARA) - Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba mengakui Malut masih sering terjadi kasus pencurian ikan yang diduga dilakukan oleh nelayan asing.
"Di Malut ini, terdapat kurang lebih 800 pulau, baik yang sudah berpenghuni maupun yang belum berpenghuni, dengan banyak pulau itu terdapat laut yang begitu luas, tentunya ini sangat rawan masuknya nelayan ilegal mencuri ikan di Malut," katanya di Ternate, Senin.
Hal tersebut disampaikan gubernur saat bersama Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) XIV Brigjen TNI (Mar) Suaf Yanu Hardani melakukan kunjungan kerjanya di wilayah Malut.
Menurut Gubernur, selain memiliki laut begitu luas, daerah ini juga banyak penghasil alam seperti Ikan, emas, nikel, biji besi, cengkeh, pala dan kopra.
Olehnya itu, tidak menutup kemungkinan sering terjadi ilegal fishing, ilegal mining dan bahkan perdagangan orang, sehingga diharapkan pengamanan ekstra ketat yang dilakukan oleh empat matra TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Polri dalam menjaga Maluku Utara sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kesatuan NKRI.
"Sebagai Gubernur, saya berharap kunjungan Danlantamal ini membawa dampak yang lebih baik bagi keberlangsungan keamanan wilayah perairan di Malut," ujarnya.
Sementara itu, Danlantamal XIV Brigjen TNI (Mar) Suaf Yanu Hardani, ketika dikonfimrasi berharap agar kerja sama yang baik ini terus ditingkatkan melalui satuan yang ada di Danlanal Ternate dalam menjaga perairan Malut dan keutuhan NKRI.
Dirinya berharap dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf di Indonesia Maju ini, dapat lebih mengembangkan alutsista bagi TNI AL dalam menjaga perairan Indonesia.
Gubernur akui Malut rawan pencurian ikan oleh nelayan asing
Senin, 11 November 2019 14:41 WIB