Langgur, Maluku Tenggara (Antara Maluku) - Pangkalan TNI Angkatan Laut di Maluku Tenggara siap menghadapi segala bentuk ancaman dari dalam maupun luar negeri untuk mempartahankan kedaulatan NKRI, kata Danlanal IX/Tual Letkol TNI Hari Wijayanto.

"Kami siap menghadapi kemungkinan terburuk sekalipun," katanya di Langgur, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu.

Ia mengatakan hal itu terkait dengan memanasnya hubungan Indonesia-Australia setelah terungkap kegiatan penyadapan yang dilakukan intelijen "Negeri Kangguru" itu terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Ia juga mengatakan segala bentuk kerja sama dengan AL Australia, baik latihan maupun patroli bersama, telah dihentikan untuk sementara waktu, menyusul pernyataan Presiden yang meminta penjelasan resmi dari pemerintah Australia atas kegiatan spionase yang disebut sebagai tidak pantas dilakukan terhadap negara sahabat itu.

Ditanya apakah sudah ada instruksi resmi dari KSAL terkait dengan masalah pengamanan wilayah perairan Maluku yang berbatasan langsung dengan Australia, ia menyatakan tidak ada.

"Belum ada. Masalah ini juga kan belum jelas, jadi kita masih menunggu (instruksi, red.). Tapi prinsipnya kami siap," katanya.

Ketika ditanyakan tentang perlengkapan dan armada perang yang disiagakan, ia menyatakan bahwa hal itu sebagai ada dan siap digunakan.

"Tapi berapa armada yang ada saat ini, tidak bisa kami ungkapkan kepada media. Ada info yang bisa dibuka, ada yang rahasia," katanya.

Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan Australia dan memiliki pulau-pulau yang termasuk garda terdepan Nusantara yang harus dilindungi dari serangan negara luar.

Wilayah terluar Maluku Tenggara berada pada posisi tiga derajat atau sekitar 180 mil laut dari pesisir pantai Darwin, Australia Utara.

Pewarta: John Nikita Sahusilawane

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013