Mirra Andreeva dan Diana Shnaider menjadi atlet Rusia pertama yang memenangkan medali Olimpiade Paris 2024 setelah meraih medali perak dari nomor ganda putri cabang olahraga tenis.
Bermain dalam status netral alias tak mewakili negaranya, kedua petenis kalah tiga set dalam final dari pasangan Italia, Sara Errani/Jasmine Paolini.
Atlet-atlet Rusia dan Belarus dilarang mengikuti event-event olahraga dunia termasuk Olimpiade setelah menduduki Ukraina pada Februari 2022.
Tetapi IOC mengizinkan mereka tampil di bawah bendera netral, asalkan atlet bersangkutan memenuhi persyaratan yang ketat.
Di Paris, hanya ada 15 atlet Rusia dan 17 atlet Belarus yang berkompetisi dalam Olimpiade Paris 2024.
"Tak masalah bagi saya," kata Andreeva ketika ditanya soal berkompetisi dalam status netral.
"Saya cuma ingin masuk lapangan guna bermain dan bertarung. Itulah yang kami lakukan bersama pekan ini," sambung dia seperti dikutip AFP.
Shnaider menolak membahas larangan adanya bendera dan lagu kebangsaan Rusia dalam Olimpiade Paris.
"Saya tak mau menjawab pertanyaan apa pun soal politik. Saya di sini untuk membicarakan tenis," kata dia dalam konferensi pers.
Federasi-federasi olahraga internasional dan IOC memverifikasi bahwa para atlet Rusia dan Belarus yang mengikuti Olimpiade Paris tidak aktif mendukung perang di Ukraina atau memiliki hubungan apa pun dengan militer negaranya.
Andreeva yang berusia 17 tahun dan Shnaider yang berumur 20 tahun, kalah 2-6, 6-1, 10-7 dari ganda putri Italia yang lebih berpengalaman dalam final Minggu malam waktu setempat.
Sebelum itu mereka menyingkirkan juara bertahan dan unggulan kedua, pasangan Barbora Krejcikova/Katerina Siniakova pada perempat final.
Andreeva dan Shnaider sama-sama masuk 25 petenis putri teratas nomor tunggal.
Pada French Open tahun ini, Andreeva menjadi pemain termuda yang mencapai semifinal sejak 1997.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Andreeva/Shnaider atlet Rusia pertama peroleh medali Olimpiade Paris
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Bermain dalam status netral alias tak mewakili negaranya, kedua petenis kalah tiga set dalam final dari pasangan Italia, Sara Errani/Jasmine Paolini.
Atlet-atlet Rusia dan Belarus dilarang mengikuti event-event olahraga dunia termasuk Olimpiade setelah menduduki Ukraina pada Februari 2022.
Tetapi IOC mengizinkan mereka tampil di bawah bendera netral, asalkan atlet bersangkutan memenuhi persyaratan yang ketat.
Di Paris, hanya ada 15 atlet Rusia dan 17 atlet Belarus yang berkompetisi dalam Olimpiade Paris 2024.
"Tak masalah bagi saya," kata Andreeva ketika ditanya soal berkompetisi dalam status netral.
"Saya cuma ingin masuk lapangan guna bermain dan bertarung. Itulah yang kami lakukan bersama pekan ini," sambung dia seperti dikutip AFP.
Shnaider menolak membahas larangan adanya bendera dan lagu kebangsaan Rusia dalam Olimpiade Paris.
"Saya tak mau menjawab pertanyaan apa pun soal politik. Saya di sini untuk membicarakan tenis," kata dia dalam konferensi pers.
Federasi-federasi olahraga internasional dan IOC memverifikasi bahwa para atlet Rusia dan Belarus yang mengikuti Olimpiade Paris tidak aktif mendukung perang di Ukraina atau memiliki hubungan apa pun dengan militer negaranya.
Andreeva yang berusia 17 tahun dan Shnaider yang berumur 20 tahun, kalah 2-6, 6-1, 10-7 dari ganda putri Italia yang lebih berpengalaman dalam final Minggu malam waktu setempat.
Sebelum itu mereka menyingkirkan juara bertahan dan unggulan kedua, pasangan Barbora Krejcikova/Katerina Siniakova pada perempat final.
Andreeva dan Shnaider sama-sama masuk 25 petenis putri teratas nomor tunggal.
Pada French Open tahun ini, Andreeva menjadi pemain termuda yang mencapai semifinal sejak 1997.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Andreeva/Shnaider atlet Rusia pertama peroleh medali Olimpiade Paris
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024