Kejaksaan Tinggi(Kejati) Maluku berharap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al Wathan Ambon, Maluku bisa menjadi sekolah percontohan agen perubahan dengan tagline 'Kenali hukum dan jauhi hukuman'.
"Kami berharap seluruh pelajar di SMK ini bisa mengenali hukum dan menjauh dari hukuman karena aksi perundungan, narkoba, hingga penggunaan media sosial yang dapat merugikan diri sendiri," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Maluku Ardy di Ambon, Kamis.
Penegasan Ardy disampaikan saat melaksanakan kegiatan penyuluhan hukum sebagai wujud program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) di sekolah tersebut.
Kejati Maluku melalui bidang intelijen seksi Penkum dan Humas terus melaksanakan kegiatan JMS juga dengan melibatkan Kasi Penindakan Bidang Pidmil Arif Mirra Kanahau, SH serta jaksa fungsional Febiyanti Sahetapy, sebagai narasumber dalam kegiatan dimaksud.
Menurut dia, materi yang disampaikan berupa cegah perundungan (Cyber Bullying), cegah penyalahgunaan teknologi dan media sosial (penerapan Undang-Undang ITE) dan pencegahan bahaya judi online di lingkungan sekolah.
Maraknya aksi bullying, penyalahgunaan medsos dan judi online telah merambat di kalangan pelajar sehingga pemerintah lewat kejaksaan terus gencar melakukan penyuluhan hukum.
JMS yang dilaksanakan Kejati Maluku merupakan program Kejaksaan RI yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh seksi Penkum dan Humas dengan materi seputar isu kekinian yang berkembang di kalangan pelajar maupun masyarakat
"Tujuannya untuk melakukan pencegahan sejak dini dan menjadikan generasi muda Indonesia sebagai agen perubahan yang bersih dan terhindar dari perbuatan atau tindakan melanggar hukum," tandasnya.
Wakasek Kesiswaan SMK Al Wathan Ambon Samsul Semarang mengapresiasi program JMS Kejati Maluku yang telah diselenggarakan di sekolah itu.
Dia juga berharap semoga materi yang disampaikan dapat bermanfaat dan menjadikan siswa-siswi SMK Al Wathan Ambon lebih mengenali hukum dan menjauhkan diri dari hukuman.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Kami berharap seluruh pelajar di SMK ini bisa mengenali hukum dan menjauh dari hukuman karena aksi perundungan, narkoba, hingga penggunaan media sosial yang dapat merugikan diri sendiri," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Maluku Ardy di Ambon, Kamis.
Penegasan Ardy disampaikan saat melaksanakan kegiatan penyuluhan hukum sebagai wujud program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) di sekolah tersebut.
Kejati Maluku melalui bidang intelijen seksi Penkum dan Humas terus melaksanakan kegiatan JMS juga dengan melibatkan Kasi Penindakan Bidang Pidmil Arif Mirra Kanahau, SH serta jaksa fungsional Febiyanti Sahetapy, sebagai narasumber dalam kegiatan dimaksud.
Menurut dia, materi yang disampaikan berupa cegah perundungan (Cyber Bullying), cegah penyalahgunaan teknologi dan media sosial (penerapan Undang-Undang ITE) dan pencegahan bahaya judi online di lingkungan sekolah.
Maraknya aksi bullying, penyalahgunaan medsos dan judi online telah merambat di kalangan pelajar sehingga pemerintah lewat kejaksaan terus gencar melakukan penyuluhan hukum.
JMS yang dilaksanakan Kejati Maluku merupakan program Kejaksaan RI yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh seksi Penkum dan Humas dengan materi seputar isu kekinian yang berkembang di kalangan pelajar maupun masyarakat
"Tujuannya untuk melakukan pencegahan sejak dini dan menjadikan generasi muda Indonesia sebagai agen perubahan yang bersih dan terhindar dari perbuatan atau tindakan melanggar hukum," tandasnya.
Wakasek Kesiswaan SMK Al Wathan Ambon Samsul Semarang mengapresiasi program JMS Kejati Maluku yang telah diselenggarakan di sekolah itu.
Dia juga berharap semoga materi yang disampaikan dapat bermanfaat dan menjadikan siswa-siswi SMK Al Wathan Ambon lebih mengenali hukum dan menjauhkan diri dari hukuman.
Editor : Ikhwan Wahyudi
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024