Dinas Pertanian Maluku mencatat produksi pala di provinsi itu berada pada  urutan lima besar di Indonesia setelah Sulawesi Utara, Aceh, Maluku Utara dan Papua Barat.

"Untuk produksi pala Maluku  kurang lebih sekitar 5.000 ton per tahun, sedangkan cengkih mencapai 22.000 ton per tahun," kata Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Maluku Dony Lekatompessy di Ambon, Sabtu.

Ia menyampaikan hal itu pada kampanye gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) yang mengusung tema "Peningkatan kapasitas petani pala dan cengkih dalam menjawab industri hilirisasi perkebunan di Maluku".

Sementara untuk  cengkih produksinya di Maluku menduduki urutan pertama secara nasional.

Ia memaparkan pala dan cengkih merupakan komoditas unggulan Maluku dari sektor pertanian selain kelapa, namun pemasarannya ke luar negeri masih dalam bentuk bahan baku.

Pohon pala dan cengkih banyak dikembangkan ribuan petani di Maluku dan menyebar di semua kabupaten dan kota.

Oleh sebab itu perlu ada desain terhadap hasil produksi komoditas  andalan Maluku agar memiliki nilai tambah secara ekonomis, baik terhadap petani maupun daerah ini.

Data Badan Pusat Statistik pada 2023 luas areal tanaman kelapa di Maluku mencapai 115.325,74 hektare, pala 36.381,06 hektare, cengkih 45.078,38 hektare.

Sementara jumlah produksi pada 2023 kelapa mencapai 107.776,89 ton, pala 5.901,06 ton, cengkih 21.435,31 ton.

Selain pala dan cengkih, komoditas lain yang berpotensi di Maluku adalah kelapa yang sangat banyak sekali bisa dimanfaatkan, baik kayu, buah, tempurung, isi kelapa hingga batang pohon.


 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024