Perajin rotan di Pulau Ambon mengandalkan bahan baku dari daerah itu karena kualitasnya lebih bagus dibandingkan dari daerah lain."Rotan di Pulau Ambon kualitasnya lebih bagus dibandingkan dari luar pulau, misalnya Seram atau lainnya," kata Maritje Tando, perajin rotan dari Desa Galala, Kecamatan Baguala, Kota Ambon kepada ANTARA di Ambon, Senin.Dia mengatakan, rotan pulau Ambon warnanya lebih cerah ketimbang dari luar pulau yang agak kehitaman sehingga tampak kurang menarik.Dikatakan, rotan yang dibelinya dari para pemasok diklasifikasi dalam dua jenis yakni yang ukurannya sebesar kelingking atau jari manis orang dewasa dan yang berdiameter kurang lebih 3 - 3,5 cm.Biasanya rotan berukuran kecil digunakan untuk badan kerajinan misalnya kursi, meja atau tempat untuk meletakkan pot bunga. Sedangkan yang berukuran besar digunakan sebagai kaki kursi, meja atau seluruh pinggiran kerajinan, juga bingkai krans bunga."Kalau yang ukurannya kecil bisa langsung dibuat kerajinan. Setelah jadi baru dicat. Sedangkan rotan berukuran besar kulit luarnya mesti dikupas atau dikikis agar mendapatkan warna yang sama dengan rotan berukuran kecil, setelah itu baru dicat," kata Maritje.Menurut dia, pesanan dari para pembeli biasanya meningkat menjelang hari-hari besar keagamaan, misalnya Lebaran atau Natal. Sedangkan pasokan bahan baku dari para pemasok akan lancar bila tidak sedang musim panen cengkih."Masyarakat di sini sebagian besar mengandalkan hasil pertanian dari hutan, bukan dari sawah atau ladang. Saat musim panen cengkih, biasanya mereka meninggalkan pekerjaannya dan memilih memanen cengkih karena harus dipetik secepatnya agar tidak menjadi merah karena beratnya turun, katanya.Pekerjaan sebagai perajin rotan, kata Maritje sudah dilakoni orang tuanya saat mengijakkan kaki di Negeri Seribu Pulau, Maluku sejak puluhan tahun lalu yang merantau meninggalkan tanah kelahiran Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Keahlian orang tuanya itu kini diwariskan kepada dia dan kakak laki-lakinya.
Perajin Rotan Ambon Andalkan Bahan Baku Lokal
Senin, 14 Februari 2011 18:36 WIB