Ambon (Antara Maluku) - Jaringan Orang Terinfeksi HIV (JOTHI) Maluku meminta bantuan obat untuk pengidap HIV (Anti Retroviral Virus - ARV) dari JOTHI Kalimantan, terkait menipisnya stok obat tersebut di Ambon.

"Stok ARV jenis Nevirapin yang habis, maka kami minta bantuan dari Jothi Kalimantan untuk mengirimnya hari ini, tapi mereka cuma bisa mengirim lima botol," kata Koordinator JOTHI Maluku Evilin Hutueli, di Ambon, Rabu.

Ia mengatakan permintaan bantuan kiriman obat tersebut terkait dengan adanya permintaan peminjaman obat Nevirapin dari Klinik di Klinik Care Support and Treatment (CST) RSUD Haulussy pada JOTHI Maluku, tapi pihaknya juga sedang kekurangan stok obat itu.

"Kamis (6/2) kemarin kami sudah meminjamkan satu botol, tapi sepertinya stok sudah menipis, maka mereka minta lagi," katanya.

Menurut Evilin, menipisnya stok Nevirapin dikarenakan terjadi peningkatan pengguna obat tersebut dari 61 orang pada akhir Desember 2013 menjadi 110 orang pada akhir Januari hingga awal Februari 2014.

Sedangkan laporan permintaan obat ARV yang dimasukkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 10 Januari 2014, hanya sebanyak 61 botol.

"Ada penurunan pengguna Nevirapin hingga tersisa 61 orang pada akhir Desember 2013, tapi jumlahnya meningkat menjadi 110 orang pada akhir Januari kemarin," ucapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, biasanya obat Nevirapin dikonsumsi dengan ARV jenis Duviral yang mengandung lamivudin dan zidovudin, dosisnya diminum dua kali sehari dengan selang waktu 12 jam sekali.

ARV berfungsi untuk menghentikan laju penyebaran virus Human Immune Defeciency Virus (HIV), jika pengidap HIV/Aids terhenti meminum ARV, maka akan terjadi gejala resistensi dan virus HIV akan kebal terhadap obat tersebut.

"Duviral tidak cocok bagi pengidap HIV yang memiliki tekanan darah rendah, hemoglobin penderita akan semakin turun, jadi terkadang Nevirapin dipasangkan dengan Tenovir dan Hiviral," ujarnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014