Pemerintah Kota (Pemkot) Tual, Maluku mengagas dan meluncurkan program Jumat Tanpa Nasi sebagai langkah strategis mengendalikan inflasi di wilayah tersebut.
“Pemda telah mengeluarkan peraturan wali kota dan mengajak masyarakat berkomitmen mengurangi konsumsi nasi atau hanya memakan umbi-umbian, maupun makanan khas lokal lainnya yang memiliki kandungan yang sama. Ini berpengaruh pada pengendalian inflasi,” kata Penjabat Wali Kota Tual Affandy Hasanusi di Ambon, Kamis.
Ia menyatakan, hal tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat sehingga dapat menekan inflasi.
Menurutnya, program Jumat tanpa nasi berdampak besar terhadap inflasi. yang mana saat kenaikan harga beras, masyarakat mengurangi makan nasi.
Dengan begitu, tidak hanya berdampak terhadap penekanan inflasi namun juga memberikan dukungan kepada petani lokal. Jadi, ada keberpihakan pemda Kota Tual untuk manfaatkan kearifan lokal di kota tersebut.
Selain itu, Pemkot juga mengeluarkan edaran lain berkaitan dengan anjuran kepada masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah menanam sayur-sayuran yang memiliki andil terhadap inflasi.
“Misalnya ketika ada kelangkaan cabai dan bawang, hal-hal begini membantu. Memang kalau dilihat seperti sepele dan kecil tetapi dia punya dampak yang besar,” ucapnya.
Dengan penurunan ini, diharapkan masyarakat Kota Tual dapat merasakan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Pemkot Tual berkomitmen untuk terus memantau perkembangan inflasi dan mengambil langkah-langkah strategis guna mendukung perekonomian daerah.
Sebelumnya, Pemkot Tual menyebutkan inflasi pada September 2024 di Kota Tual mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir.
Berdasarkan hasil rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi menurun mulai dari 2,42 persen pada Juli, 1,64 persen pada Agustus hingga September jadi 0,59 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024