Jakarta (Antara Maluku) - Pengamat politik Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara berpendapat pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengatakan Jokowi merupakan petugas partai mengisyaratkan dia hanya calon presiden "instan" digunakan untuk mendulang suara partai.

"Publik harus realistis bahwa Jokowi (Joko Widodo) itu memang capres instan yang digunakan untuk mendulang suara bagi PDIP," ujar Igor Dirgantara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, hal tersebut wajar namun itu merupakan bentuk lain dari dalang (Megawati Soekarnoputri) terhadap wayangnya (Joko Widodo).

"Di sini kurang menyelami semangat untuk melaksanakan agenda reformasi. Di mana pusat kekuasaan masih dipegang dan terkonsentrasi oleh elite, bukan kepada sistem," ujar dia.

Pola pikir Megawati, lanjutnya, justru identik dengan zaman Orde Baru. Pada masa itu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal R. Hartono pernah mengatakan bahwa anggota ABRI adalah kader Golkar.

"Tak hanya itu Mendagri Yogi S Memet juga menyebutkan bahwa anggota DPR adalah wakil parpol, bukan wakil rakyat," ujar dia.

Ternyata, setelah reformasi masih ada ketua umum partai politik besar pemenang Pileg 2014 yang menyebutkan Jokowi sebagai capres PDIP adalah petugas partai.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan calon presiden Joko Widodo adalah petugas partai yang harus memperjuangkan serta menjalankan ideologi partai.

"Sampeyan saya jadikan capres tapi ingat sampeyan adalah petugas partai yang harus memperjuangkan dan melaksanakan tugas atau ideologi partai," ujar Megawati Soekarnoputri dalam deklarasi koalisi PDI Perjuangan dengan Nasdem bersama PKB untuk mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) di kantor DPP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu.

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014