Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memperkuat keuangan negara melalui tiga strategi utama, salah satunya yaitu fokus pada optimalisasi penerimaan negara dengan tetap menjaga keberlanjutan investasi.

“Kedua, belanja negara berkualitas, dengan mengutamakan efektivitas dan efisiensi yang diarahkan pada sektor-sektor berdampak tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata Thomas dalam acara peluncuran Indonesia Economic Prospects (IEP) oleh Bank Dunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Kemudian strategi terakhir yaitu pembiayaan inovatif yang merupakan pengelolaan risiko fiskal secara bijaksana untuk memastikan mekanisme pembiayaan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas fiskal.

Thomas mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen penting yang sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. APBN juga merupakan instrumen utama dalam melindungi masyarakat dan perekonomian dalam menghadapi berbagai gejolak, guncangan, dan krisis. Peran penting APBN ini mengharuskan negara untuk terus menjaga kesehatan, kredibilitas, dan keberlanjutannya agar tidak menjadi sumber masalah.

Indonesia berupaya untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan, pemerataan, stabilitas, dan keberlanjutan. Namun untuk mencapai keseimbangan, ujar Thomas, merupakan tantangan dan memerlukan upaya berkelanjutan, terutama dalam menghadapi berbagai gejolak, guncangan, dan krisis mulai dari pandemi, dinamika politik global, isu keamanan global, hingga sengketa ekonomi dan perang dagang.

“APBN akan tetap menjadi instrumen penting dan terpercaya untuk menjaga perekonomian dan masyarakat, serta melaksanakan program-program prioritas nasional. Pemerintah akan terus memantau kesehatan APBN untuk memastikannya tetap menjadi instrumen terpercaya,” kata dia.

Thomas menyampaikan bahwa kinerja APBN 2024 masih positif. Meski defisit meningkat, namun masih dalam parameter kerangka APBN 2024. Realisasi penerimaan dan belanja tetap konsisten, meski penerimaan tertekan dan belanja meningkat pesat.

Hingga November 2024, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai 85,1 persen dari total target APBN 2024 atau tumbuh sebesar 18,3 persen dibandingkan tahun 2023.

Dalam belanja pemerintah, Thomas menyebutkan bahwa fokusnya yaitu pada peningkatan pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, ketahanan pangan, dan infrastruktur melalui investasi yang tepat sasaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.

Dari sisi penerimaan, realisasi penerimaan pajak pada akhir November 2024 mencapai 85 persen atau sesuai dengan target APBN dan meningkat 1,1 persen dari penerimaan tahun lalu.

Ia menyebutkan bahwa Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan pajak lainnya menunjukkan kinerja yang baik dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan membaiknya kinerja sektor pertambangan.

Kemudian, terdapat peningkatan kinerja pajak pertambahan nilai dan pajak barang mewah yang didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi domestik dan impor, khususnya pada sektor perdagangan dan kelapa sawit. Namun, akibat penurunan lifting, penerimaan PPh sektor migas terus menurun.

Thomas menekankan, salah satu tugas utama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah meningkatkan penerimaan pajak. Sejalan dengan target pencapaian Visi Indonesia 2045, Presiden Prabowo Subianto mengarahkan Kemenkeu untuk terus mengupayakan optimalisasi penerimaan negara, termasuk pencarian sumber penerimaan baru dalam Sidang Kabinet dan beberapa kesempatan lainnya.

Penerapan sistem core tax administration system (CTAS) sejalan dengan reformasi yang ditujukan untuk perbaikan berbagai aspek perpajakan. Hal ini meliputi penguatan kebijakan administratif, peningkatan layanan wajib pajak, perbaikan proses bisnis dan regulasi, serta peningkatan teknologi informasi. Selain itu, core tax diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pajak dan memfasilitasi interkoneksi dan interoperabilitas sistem informasi.

Pemerintah juga menyusun paket kebijakan ekonomi dengan membebaskan pajak atas barang dan jasa penting seperti komoditas beras, daging, ikan, telur, sayur-sayuran, susu, gula, hingga layanan pendidikan, layanan kesehatan, transportasi umum, layanan keuangan, dan seterusnya.

Thomas pun menekankan kembali bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga pengelolaan fiskal yang baik, mendorong pertumbuhan berkelanjutan, dan mendorong reformasi penting yang akan memperkuat ekonomi domestik dalam jangka panjang.

Pada kesempatan yang sama, ia turut menyampaikan apresiasinya kepada Bank Dunia atas kemitraan dan dedikasinya untuk memajukan aspirasi ekonomi Indonesia serta mengajak untuk terus mendukung pembangunan Indonesia. Melalui kolaborasi dan inovasi, Thomas yakin dapat membuka potensi yang besar dan memastikan pertumbuhan dan keberhasilan Indonesia di dunia yang terus berkembang pesat.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamenkeu: RI komitmen perkuat keuangan negara lewat tiga strategi

Pewarta: Rizka Khaerunnisa

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024