Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) diminta menggandeng investor untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di ibu kota Piru demi menjaga kestabilan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Bayangkan, untuk mengisi premium dengan harga Rp6.500/liter harus ke SPBU di Kairatu yang jaraknya dari Piru mencapai puluhan kilometer dengan waktu tempuh sekitar 40 menit," kata seorang warga Piru, Sonny Latekay, di Ambon, Kamis

Menurut dia, ketiadaan SPBU di Piru membuat warga setempat sering terpaksa membeli di pengecer dengan harga lebih tinggi.

"Harga premium di pengecer Rp8.000 per liter. Warnanya pun agak kecoklatan dan hanya dijual di pingiran jalan atau toko - toko tertentu, tanpa ada pengawasan dari dinas atau badan teknis," kata Sonny.

Piru sebagai ibu kota kabupaten, kata dia, seharusnya memiliki SPBU agar harga, kualitas dan stok BBM stabil dan tidak meresahkan masyarakat.

Disinggung mengenai minyak tanah, dia menyatakan harga di pangkalan terkadang mencapai Rp6.000 per liter, terutama saat stok berkurang.

"Warga Piru berharap PT. Pertamina secara berkala memantau perkembangan harga mitan di agen dan pangkalan agar tidak terjadi manipulasi harga," kata Sonny.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014