Ambon Antara Maluku  Bukti dari adanya jalur penting perdagangan cengkih abad XVI di wilayah bekas Kerajaan Hoamoal di Kabupaten Seram Bagian Barat hampir punah karena rusak dan tidak terpelihara.

Arkeolog Syahruddin Mansyur dari Balai Arkeologi Ambon, di Ambon, Jumat, mengatakan, jejak-jejak yang menunjukan kejayaan Kerajaan Hoamoal dalam perdagangan cengkih dunia pada abad XVI sudah hampir punah karena rusak dan dibiarkan begitu saja," katanya.

Syahruddin mengatakan, Hoamoal dikenal sebagai pusat penghasil cengkih terbesar di bagian tengah Maluku, sekitar abad XVI hingga abad XVII wilayah ini adalah salah satu titik niaga penting bagi perdagangan rempah-rempah dunia.

Sebelum perdagangan cengkih akhirnya jatuh ke tangan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), terdapat kantor-kantor perwakilan dagang Inggris dan Denmark di Kambelo yang merupakan salah satu kota pelabuhan di Hoamoal.

Namun bukti-bukti dari adanya jalur niaga yang disebut oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai perdagangan gelap tersebut, hampir punah karena rusak dan tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat untuk dilestarikan.

Dia mencontohkan, meja batu tempat pertemuan antara pemimpin Kerajaan Hitu dan Kerajaan Hoamoal, yang terletak di Dusun Kambelo, dibiarkan begitu saja tanpa ada pemeliharaan, begitu juga dengan benteng pertahanan masyarakat Kerajaan Hoamoal dan pasukan Kerajaan Gowa-Tallo dalam menghadapi serangan VOC pada pertengahan abad XVII.

Menurut sejarah, ujar masyarakat setempat, meja batu itu adalah tempat pertemuan pemimpin Kerajaan Hoamoal dan Hitu untuk membicarakan strategi menyelundupkan bibit cengkih dari Hoamoal ke Hitu," katanya.

Dia mengatakan, tidak hanya bukti-bukti fisik yang hampir punah, ketika dirinya dan tim mencoba menelusuri jejak perdagangan cengkih abad XVI di sana pada Juni 2014, tetapi yang menunjukan adanya kontak niaga antara Kerajaan Hoamoal dengan pihak lain juga sulit diidentifikasi asal-usulnya.

"Ada beberapa toponim yang sempat kami temukan tapi kejelasan sejarahnya masih sulit diidentifikasi, seperti toponim Masigi Mangkasar di salah satu tanjung di pesisir barat Hoamoal antara Dusun Air Papaya dan Dusun Wayasel, ada juga struktur benteng Harden-Berg yang kerusakannya semakin parah karena penggalian oleh masyarakat setempat," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014