Ambon (Antara Maluku) - Pameran Negeri Seribu Benteng memeriahkan kegiatan Pekan Arkeologi yang digelar oleh Balai Arkeologi Ambon di Taman Pattimura yang berlangsung pada 27 hingga 29 September 2014.

Sedikitnya 40 profil benteng peninggalan kolonial Belanda di nusantara dipamerkan dalam kegiatan yang melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Ternate, BPCB Makassar, Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Makassar, Balai Arkeologi Yogyakarta, dan Balai Arkeologi Papua tersebut.

"Pameran ini untuk memperkenalkan benteng-benteng kolonial terutama yang berada di Maluku kepada para pelajar kita, bagaimana nilai historisnya, sehingga mereka tidak hanya melihat ini sebagai sekedar bangunan peninggalan pemerintah kolonial tetapi ada sejarahnya," kata Arkeolog Marlon Ririmasse dari Balai Arkeologi Ambon.

Dikatakannya, sedikitnya ada 50an benteng peninggalan kolonial di Provinsi Maluku, namun hanya sedikit yang bangunannya masih utuh dan sejarahnya bisa didentifikasi, seperti benteng Nieuw Victoria, Amsterdam, Duurstede, dan Belgica, selebihnya rusak karena kondisi alam dan tidak terpelihara sehingga tersisa puing dan strukturnya saja.

"Benteng di wilayah Maluku cukup banyak karena daerah ini pernah menjadi pusat pengendalian perdagangan rempah-rempah oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), ada loji juga, tapi hanya sedikit yang bangunannya masih bagus," katanya.

Lebih lanjut Marlon mengatakan selain memamerkan profil benteng peninggalan kolonial, pihaknya juga menggelar berbagai kegiatan bertema arkeologi yang melibatkan pelajar di Kota Ambon yang menyaksikan , seperti lomba melukis bendil peninggalan tentara VOC, dan kuis merangkai benteng.

"Kami lihat kemarin (27/9) banyak pelajar yang tertarik dengan kuis dan lomba yang adakan, mereka bahkan bisa menyelesaikan lukisan bendil lebih cepat dari waktu yang kami tentukan, lukisan mereka bagus-bagus bahkan lebih bagus dari punya kami," katanya.

Selain memamerkan profil benteng peninggalan kolonial, Balai Arkeologi Ambon juga memamerkan beberapa koleksi mereka, seperti bendil, salawaku (perisai kayu khas Maluku), replika parang peninggalan Pattimura, timbangan cengkih abad 17, uang kertas dan koin pemerintah kolonial.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014