Ambon (Antara Maluku) - Perkembangan populasi burung Gosong (Maleo) di Pulau Pombo, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah saat ini semakin berkurang.

"Berkurangnya burung maleo bukan karena diburu manusia tetapi diperkirakan berpindah tempat ke Desa Kailolo (Pulau Haruku) yang hanya berjarak kurang lebih tiga kilometer dari Pulau Pombo," kata Kunty, Staf Pengendalian Ekosistim Hutan (PEH) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku di Ambon, Kamis.

Sebenarnya, lanjutnya, burung yang berat telurnya mencapai 20 persen berat tubuhnya itu juga ada di Pulau Haruku, sehingga perairan dekat Desa Kailolo disebut tanjung maleo.

Menurut Kunty, sekarang ini jumlah burung tersebut diperkirakan hanya ratusan ekor, padahal beberapa tahun sebelumnya mencapai ribuan.

Karena itu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku terus berupaya melestarikannya dengan mengedepankan keamanan di pulau tersebut.

"Apalagi kita ketahui bersama bahwa status Pulau Pombo adalah cagar alam. Ini artinya kita tidak bisa mengambil apapun yang ada di pulau tersebut kecuali untuk kepentingan penelitian," katanya.

Karena itu, BKSDA merekrut beberapa orang pemuda dari beberapa desa terdekat dengan Pulau Pombo untuk ikut menjaga kelestarian Pulau Pombo.

Lebih jauh Kunty mengatakan, BKSDA Dishut Maluku tahun ini sudah mengidentifikasi jernis-jenis burung yang ada di Pulau Pombo, namun belum merujuk ke besaran populasinya.

Diungkapkan, selain maleo ada juga burung pombo, raja udang, dan burung bangau yang juga merupakan burung migran. Semua jenis unggas itu dilindungi dan dilestarikan.

Populasi burung terbesar di Pulau Pombo adalah burung pombo, yang juga burung migran dari Australia.

"Beberapa tahun lalu Pulau Pombo dari kejauhan kelihatan putih karena banyaknya burung pombo, Sekarang tidak lagi, karena populasinya sangat berkurang.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014