Ambon (ANTARA) - Wisatawan lokal dan mancanegara mengisi libur hari raya Idul Fitri dengan mengunjungi situs bersejarah seperti benteng Belgica, Duurstede dan Amsterdam di Kabupaten Maluku Tengah.
“Libur hari raya Idul Fitri setelah silaturahmi bersama keluarga, kami memanfaatkan waktu untuk mengunjungi situs bersejarah di kabupaten Maluku Tengah, “ kata salah satu pengunjung benteng Duurstede, di Kecamatan Saparua, Maluku Tengah, Salsabila, Jumat.
Ia mengatakan, wisata ke situs bersejarah benteng Duurstede sudah lama direncanakan, tetapi baru terealisasi saat pulang kampung untuk merayakan hari raya.
“Benteng Duurstede setelah direvitalisasi lebih menarik, banyak spot foto bagi pengunjung, selain itu banyak informasi sejarah yang kami peroleh, “ katanya.
Salah satu pengunjung, Linda Noya juga menyatakan kekaguman ketika mengunjungi cagar budaya Benteng Belgica, di Banda Neira.
“Libur lebaran saya bersama keluarga memilih berlibur di Pulau Banda Neira, karena memiliki beberapa situs bersejarah peninggalan VOC seperti benteng Belgica, Istana Mini, benteng Nassau dan rumah pengasingan tokoh proklamator bangsa yaitu Bung Hatta,” katanya.
Kasubag Umum BPK Wilayah XX Stenly Loupatty mengatakan, kunjungan wisatawan ke situs bersejarah benteng di kabupaten Maluku Tengah cukup tinggi.
Kunjungan tamu di benteng Belgica sejak 25 Maret - 3 April 2025 mencapai 643 orang, yang terdiri dari wisatawan lokal, 267 orang, wisatawan asing 351 orang, dan tamu dinas 25 orang.
Sementara kunjungan di benteng Duurstede, Saparua sebanyak 734 orang, terdiri dari wisatawan mancanegara 586 orang, lokal 148 orang, dan kunjungan pelajar, mahasiswa dan tamu dinas sebanyak 125 orang.
Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX melakukan pemugaran cagar budaya Benteng Duurstede di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, di tahun 2024 dan saat ini dibuka untuk umum.
Kegiatan pemugaran dan pemeliharaan cagar budaya dilakukan, setelah melalui studi kelayakan untuk menilai apakah bangunan cagar budaya sudah layak untuk dipugar atau tidak.
Benteng Duurstede dibangun pertama kali oleh Portugis 1676, kemudian direbut, dimanfaatkan dan dibangun kembali oleh Gubernur Ambon Mr Nicolaas Schaghen pada 1691.
Benteng Duurstede berfungsi sebagai bangunan pertahanan serta pusat pemerintahan Perusahaan Hindia Timur Belanda selama menguasai wilayah Saparua.
Sementara benteng Belgica dibangun oleh bangsa Portugis pada abad 16 di Pulau Neira, Maluku, setelah itu di lokasi benteng Portugis tersebut kemudian dibangun kembali sebuah benteng oleh VOC atas perintah Gubernur Jendral Pieter Both pada 4 September 1611. Benteng tersebut kemudian diberi nama Fort Belgica.