Kota Gaza (Antara Maluku) - Asisten Wakil Khusus Dana Anak PBB (UNICEF) di Palestina belum lama ini mengatakan badan PBB tersebut berjuang bagi hak anak-anak di Jalur Gaza dan agresi militer Israel selama 50 hari telah mengakibatkan konsekuensi parah.

Anak-anak di Jalur Gaza memiliki hak bagi pendidikan, perlindungan dan hidup normal, dan mandat UNICEF lah untuk melindungi hak itu, kata Anne-Claire Dufay dalam satu wawancara belum lama ini dengan Xinhua.

Operasi militer paling terakhir selama 50 oleh Israel di Jalur Gaza memiliki konsekuensi parah pada kehidupan anak Palestina dan keluarga mereka, kata Dufay kepada Xinhua di kantornya di Kota Gaza.

Dana itu berusaha sekuat mungkin untuk membantu keluarga di Jalur Gaza, terutama anak-anak, untuk melewati masa sulit, kata wanita pejabat tersebut.

Dufay menyatakan lebih dari 500 anak telah tewas dan sebanyak 3.000 anak lagi cedera dalam agresi militer Israel, sementara 1.500 anak menjadi yatim-piatu dan banyak anak lagi kehilangan tempat tinggal.

"UNICEF telah terus mendokumentasikan berbagai kasus. Kami memiliki bank data yang sangat canggih dan kami berbagi informasi dengan kelompok lain," kata Dufay, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Ia menambahkan informasi tersebut dapat mengalir sampai ke sekretaris jenderal PBB.

Israel melancarkan agresi ke Jalur Gaza pada 8 Juli dengan tujuan yang diumumkan "menghancurkan terowongan bawah tanah, yang, menurut Israel, digunakan oleh petempur HAMAS untuk menyimpan senjata dan melancarkan serangan.

Pada  26 Agustus, Mesir menengahi kesepkatan gencatatan senjata antara Israel dan gerilyawan  pimpinan HAMAS, sehingga mengakhiri agresi militer berdarah Israel selama 50 hari, yang menewaskan 2.450 orang Palestina dan melukai 11.100 orang lagi.

"Staf UNICEF prihatin dengan musim dingin, yang akan datang, dan juga warga yang tak memiliki tempat tinggal," kata Dufay.

Ia mengatakan organisasi PBB itu terus menyediakan seragam sekolah dan kebutuhan sehari-hari selama dan setelah konflik tersebut dan memberikan dukungan sosial dan psikologi buat anak-anak Jalur Gaza dan keluarga mereka.

UNICEF juga telah mendirikan 10 pusat keluarga bersama dengan mitra organisasi non-pemerintah serta pemerintah lokal guna membantu anak-anak yang memerlukukan perlindungan khusus, kata Dufay.

Selain itu, badan PBB tersebut telah mengontak pemerintah Israel untuk meningkatkan kehidupan anak-anak di Palestina.

"Kami dengan keras menyarankan agar pemerintah Israel melakukan tindakan untuk meningkatkan kondisi di Wilayah Palestina," katanya. (OANA)

Pewarta: Chaidar (*)

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014