Ambon (Antara Maluku) - Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-50 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang jatuh pada 25 November tingkat provinsi Maluku diperingati dalam sebuah upacara sederhana berlangsung di Ambon, Rabu.

Upacara peringatan yang dihadiri sebagian besar guru dan kepala sekolah se-kota Ambon tersebut dipimpin Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dipusatkan di Lapangan Merdeka Ambon.

Dibawah guyuran hujan geremis sebagian besar kepala sekolah dan guru tampil menggunakan seragam PGRI sedangkan sebagian lainnya menggunakan seragam korpri.

"Kami belum kebagian baju PGRI sehingga hadir menggunakan seragam korpri," ujar beberapa orang guru.

Agar tidak basah para peserta upacara terpaksa menggunakan payung untuk mengikuti peringatan yang menampilkan atraksi drum band dari beberapa sekolah di Kota Ambon.

Wakil Gubernur Zeth Sahuburua dalam kesempatan tersebut menyerahkan penghargaan kepada guru tertua dan termuda serta beasiswa pendidikan bagi sejumlah siswa berprestasi di Ambon.

Menteri Pendidikan Dasar-Menengah dan Kebudayaan (Mendikdasmenbud) Anies Baswedan dalam sambutan tertulis dibacakan Wagub Zeth Sahuburua, menyadari masih banyak tanggung jawab pemerintah kepada guru yang belum ditunaikan dengan tuntas.

"Saya harus mengakui bahwa bangsa ini belum menempatkan guru sebagai mana seharusnya, padahal guru memiliki peran amat mulia dan amat strategisTapi saya percaya cara bangsa memperlakukan guru hari ini adalah cermin dari cara kita memperlakukan persiapan masa depan bangsa ini," katanya.

Dia menegaskan, perubahan perlu segera dilakukan dan derajat guru harus ditinggikan dan dimuliakan. Pemerintah di semua level harus menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas semua kewajibannya terhadap guru.

Pekerjaan rumah pemerintah di semua level masih banyak mulai dari masalah status kepegawaian, kesejahteraan, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan guru harus dituntaskan.

Menteri menegaskan, menjadi guru bukanlah pengorbanan tetapi sebuah kehormatan. Ibu-bapak guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak sebagai pemilik masa depan Indonesia, serta telah mewakili semua pihak menyiapkan masa depan Indonesia.

"Guru juga telah mewakili seluruh bangsa hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan anak-anak kita menjadi lebih baik. Saya ingin menggarisbawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan negara Indoensia ini dititipkan pada ibu-bapak guru," ujar Anies.

Menteri Anies mengatakan, di balik semua permasalahan yang ada pendidikan harus tetap berjalan dengan baik. Di pundak guru, pendidik dan tenaga kependidikan terletak wajah masa depan. Setiap hari ibu dan bapak guru menemui wajah masa depan Indonesia, dan di ruang-ruang kelas itulah anak-anak bersiap bukan saja untuk menyongsong tetapi juga untuk memenangkan masa depan.

Sejumlah persoalan yang dihadapi para guru yakni hari-hari di depan kelas yang menyedot perhatian, tuntutan perhatian anak didik, tugas guru yang menumpuk, ruang kelas tidak memadai, fasilitas belajar ala kadarnya, atau suhu udara tidak selalu bersahabat, tetapi guru tetap hadir membawa senyum, berbekal kerahiman, menyambut anak-anak dengan kasih sayang dan sepenuh hati.

"Kita semua sadar pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk dapat mewujudkan bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat dikembangkan jika manusianya dikembangkan dan dibangun. Kualitas manusia adalah hulunya kemajuan dan pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas manusia," katanya.

Sehubungan dengan itu, Menteri Anies mengajak seluruh komponen bangsa untuk melihat pendidikan bukan semata-mata urusan negara atau pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

"Secara konstitusional mendidik adalah tanggung jawab negara, tetapi secara moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik, tanpa mengurangi peran negara yang masih harus menyelesaikan tanggung jawab yang belum tuntas dan meningkatkan kinerjanya," tandasnya.

Semua komponen masyarakat diajak untuk terlibat membantu sekolah, guru, madrasah, balai belajar, dan taman belajar, guna mendorong kemajuan pendidikan.

Para guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan juga diajak membuka pintu lebar-lebar untuk memberi ruang kepada masyarakat ikut terlibat, memikirkan dan berbuat demi kemajuan dunia pendidikan di tanah air.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014