Malra (ANTARA) - Kisah perjalanan 97 tahun Tarekat Maria Mediatrix (TMM) di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) adalah bukti kesetiaan yang diwujudkan dengan karya yang tak ternilai untuk melayani dan ikut serta mendorong kemajuan pembangunan, masyarakat dan daerah berjuluk Larwul Ngabal.
Tarekat Maria Mediatrix merupakan Tarekat Susteran pribumi pertama di Indonesia. Didirikan di Langgur, oleh yang Mulia Uskup Johannes Arts, yang adalah martir di Tanah Kei. Hal ini tentu menjadi kebanggaan bagi pemerintah daerah dan seluruh warga masyarakat Maluku Tenggara.
"Jangka waktu 97 tahun adalah waktu yang sangat panjang. Tidak terhitung besarnya kontribusi yang sudah diberikan oleh Tarekat Maria Mediatrix untuk pelayanan pendidikan, kesehatan, sosial kemasyarakatan dan keagamaan di seluruh Kepulauan Kei,"ujar Pj Bupati Malra dalam sambutannya saat perayaan HUT TMM ke-97 disertai Pemberkatan Kapel Johannes Arts, MSC, oleh Uskup Agung Keuskupan Amboina MGR, Seno Ngutra, di Langgur, Rabu, (1/5).
"Untuk itu semua atas nama pribadi dan pemerintah daerah mengucapkan selamat Ulang Tahun ke-97 Tarekat Maria Mediatrix. Semoga Karya dan pelayanan TMM selalu dan senantiasa berkembang. Tetap teguh dalam pelayanan, selalu hadir sebagai penyejuk, serta terus menjadi kebanggaan untuk seluruh masyarakat Maluku Tenggara," kata Jasmono.
Sehubungan dengan peringatan HUT Ke-97 TMM, maka hal yang perlu untuk diteladani oleh unsur penyedia pelayanan sosial dewasa ini yakni, nilai ketaatan, kesetiaan, kesederhanaan, pengorbanan dan kejujuran adalah kekuatan yang menjadikan tarekat Maria Mediatrix tetap teguh dalam seluruh bentuk karyanya.
"Nilai-nilai ini yang sangat diperlukan dan terus didorong agar mampu dipedomani oleh unsur-unsur pemerintah daerah, penyedia pelayanan bagi masyarakat. Ketika Kita berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, maka pola pelayanan TMM menjadi salah satu referensi penting yang dapat dicontoh," imbuhnya.
Jasmono menegaskan, TMM bersama dengan komunitas dan kelompok religius lainnya, dari latar agama apapun merupakan asset dan sekaligus kekayaan yang menjadi simbol kemajuan peradaban. Untuk itu Pemerintah daerah berkepentingan untuk menjaga dan merawat komunitas-komunitas religius untuk tetap berdiri kokoh, dan teguh dalam pelayanan.
"Kami selalu berupaya untuk hadir dan memberikan dukungan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan pelayanan dari setiap komunitas religus yang hidup, tumbuh dan berkembang di daerah ini,"pungkasnya. (DS).