Ambon (Antara Maluku) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago meminta pengelola Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Waeheru Ambon mengusulkan penambahan kelas dan fasilitas lainnya untuk bisa menampung anak-anak yang punya minat menuntut ilmu di lembaga itu.

"Ruang kelas dan fasilitas lain di sekolah ini perlu ditambah, karena daya tampung hanya 500 siswa-siswi jumlahnya masih sedikit, padahal peminatnya cukup banyak," kata Andrinof di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan hal itu ketika mengunjungi sekolah tersebut dalam rangkaian kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional Wilayah Maluku dan Papua untuk Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Andrinof diterima Kepala SUPM Negeri Waeheru Ambon Achmad Jais Ely bersama staf pengajar dan ratusan siswa-siswi di sekolah tersebut.

Menurut dia, SUPM di Maluku perlu ditambah lagi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang mempunyai minat menuntut ilmu di sekolah kejuruan perikanan di daerah ini.

"Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merencanakan membangun 10 sekolah perikanan menengah di Maluku. Tetapi itu masih kurang karena daerah ini membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola perikanan," katanya.

Andrinof mengatakan, sesuai laporan pihak sekolah bahwa anak-anak yang berminat cukup banyak untuk mengikuti pendidikan di SUPM Ambon, yang datang dari berbagai kabupaten/kota di Maluku dan Maluku Utara.

"Kalau setiap tahun peminatnya cukup banyak, maka bisa dipertimbangkan untuk membuka cabang di setiap kabupaten/kota di Maluku, karena ke depan lapangan kerja di bidang perikanan dan kelautan mencapai ratusan ribu bahkan bisa mencapai jutaan lapangan kerja baru," ujarnya.

Ia mengungkapkan, jika nilai potensi hasil perikanan di Indonesia mencapai Rp300 triliun per tahun, maka membutuhkan banyak sumber daya manusia dari berbagai keahlian, seperti ahli perkapalan, ahli penangkapan ikan, ahli budidaya dan sebagainya.

"Pemerintah merencanakan mengadakan 500 kapal rakyat di Maluku dan setiap kapal bisa menyerap 10 orang tenaga kerja sesuai keahliaannya. Itu berarti bisa menyerap ribuan tenaga kerja," kata Andrinof.

Selanjutnya, kata dia, keberadaan kapal rakyat ada efek berantai dari setiap unitnya karena muncul usaha-usaha jasa lainnya sehingga terjadi sistem ijon terhadap anak-anak yang masih belajar. Sistem ijon, artinya anak-anak masih dalam proses belajar tetapi sudah dipesan untuk bekerja di atas kapal ikan.

"Saya pesankan kepada adik-adik semua jangan lupa bercita-citalah jadi wirausahawan. Jangan bercita-cita jadi pegawai, jangan bercita-cita hanya anak buah. Belajarlah nilai-nilai kewirausahawan. Dengan begitu kita bisa memanfaatkan potensi yang ada di sekitar kita, untuk dikelola lebih produktif," katanya.

Dengan belajar kewirausahawaan, kata Andrinof, bisa mengubah barang mentah menjadi barang jadi yang bernilai tinggi, sehingga bisa mensejahterakan keluarga serta memajukan perekonomian daerah dan nasional.

"Saya berharap adik-adik bisa belajar lebih giat lagi dan belajar secara mandiri, untuk menambah pengetahuan atau ketrampilan. Sekarang sudah tersedia perpustakaan melalui dunia maya atau internet yang jangkauan sudah mendunia," katanya.

Karena itu, kata dia, gunakan akses teknologi informasi itu untuk hal-hal yang positif sehingga bisa menambah wawasan dan pengetahuan.

Pewarta: Finus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014