Ambon (Antara Maluku) - Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Waeheru Ambon, Achmad Jais Ely, mengatakan para alumni lembaga pendidikan yang dipimpinnya banyak bekerja di kapal-kapal ikan yang tersebar di wilayah Indonesia dan sejumlah negara.
"Alumni SPUM Negeri Ambon, sudah banyak yang bekerja di kapal-kapal ikan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan di luar negeri," kata Achmad saat menerima kunjungan Menteri PPN/Bappenas Andrinof Chaniago, di Ambon, Selasa.
Achmad menyatakan, para alumni SUPM Ambon bekerja di kapal ikan Malaysia, Singapura, Australia, Korea, Taiwan, Jepang, Qatar, Arab Saudi, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Belgia, Norwegia, Belanda, Kanada dan Argentina.
"Kami juga perlu melaporkan bahwa salah satu alumni SUPM Ambon meniggal dunia di kapal ikan Korea Jeong Woo 2 yang terbakar di Antartika," katanya.
Ia menjelaskan, SUPM Ambon berada di bawah Kementerian Kelauatan dan Perikanan pada pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan sehingga menghasilkan tenaga teknis berkarakter dan berbudaya.
"Siswa SUPM Negeri Ambon saat ini berjumlah 500 orang, dengan rincian 114 siswi perempuan dan 386 siswa laki-laki.
Lebih lanjut, Achmad mengungkapkan, SUPM Ambon berdiri sejak tahun 1986 dan mengelolah empat program, yakni program Nautika Perikanan Laut, program Teknika Perikanan Laut, program Teknologi Pengelolaan Hasil Perikanan dan program Teknologi Budidaya Perikanan.
"SUPM Ambon merupakan sekolah penjuru, karena ada 18 SMK di Provinsi Maluku melakukan praktik kerja industri di sekolah ini," katanya.
Dikatakan, sejak SUPM Ambon berdiri tahun 1986, sampai saat ini telah menghasilkan sebanyak 1.049 lulusan, dengan pola pembelajaran melakukan pendekatan "Teaching Factory", karena instalasi dirancang seperti pabrik mini, sehingga ketika para siswa selesai belajar mereka tidak kaget langsung bekerja di industri baik industri perikanan maupun non perikanan.
Selanjutnya, kurikulum dan silabus dibimbing oleh Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Silabus selalu di-update sesuai input dari dunia usaha dan dunia industri.
Menurut Achmad, dari jumlah 500 siswa, 40 persen berasal dari anak-anak nelayan. Mereka masuk tanpa tes keecuali tes kesehatan karena kalau dites tertulis akan kalah bersaing dengan anak-anak yang bukan nelayan. Sedangkan 40 persen lainnya direkrut melalui jalur umum dengan melakukan tes tertulis dan sisanya 20 persen melalui jalur mitra pemda, dunia usaha dan dunia industri.
SUPM Ambon: Alumni Bekerja di Kapal Ikan
Selasa, 9 Desember 2014 23:10 WIB