Ternate (Antara Maluku) - Dua pendaki Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) dilaporkan masih tersesat pascameletusnya gunung Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), pada Kamis malam.

"Dari informasi yang kami terima dari mahasiswa Mapala yang selamat, memang ada dua mahasiswa yang sampai saat ini masih tersesat di sekitar gunung gamalama," kata Kabag Humas dan Protokoler Pemkot Ternate, Sutopo Abdullah di Ternate, Jumat.

Menurut dia, saat ini, pihaknya bersama tim Basarnas berupaya untuk mengevakuasi kedua mahasiswa Mapala yang hingga kini belum berhasil ditemukan.

Ia mengatakan, kedua mahasiswa (belum diketahui identitasnya-red) memang dalam kondisi cedera akibat panik adanya letusan Gunung Gamalama, sehingga saat ini, tim Basarnas berupaya mencari keduanya yang dari informasi terakhir berada di sekitar Buku Kusuba, lereng Gunung Gamalama.

Mengenai kesiapan Pemkot Ternate menghadapi bencana gunung meletus ini, Sutopo menyatakan, Walikota Ternate telah menginstruksikan kepada instansi terkait seperti Dinas Nakersos, Kesehatan, Perhubungan, Satpol PP dan BPBD untuk siaga menghadapi bencana gunung gamalama.

Untuk itu, semua personel di Pemkot Ternate akan disiagakan dalam penanganan korban meletusnya gunung gamalama, sehingga semua masyarakat yang menjadi korban meletusnya gunung gamalama bisa terlayani dengan baik.

"Walikota telah instruksikan kepada instansi terkait untuk tetap siaga membantu penanganan meletusnya gunung gamalama ini, karena sampai saat ini, kebanyakan warga yang menjadi korban letusan Gunung Gamalama butuh penanganan secara intensif oleh pemkot setempat," kata Sutopo.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada masyarakat di Kota Ternate untuk tetap waspada, namun tidak perlu khawatir dan tidak pula terpengaruh dengan berbagai informasi yang tidak benar terkait dengan adanya letusan di gunung gamalama.

"Masyarakat sebaiknya hanya mendengarkan informasi terkait meletusnya Gunung Gamalama dari pemerintah setempat, karena kami akan terus menginformasikan perkembangan aktivitas vulkanik gunung itu kepada pemerintah setempat, sehingga tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014