Ambon (Antara Maluku) - Kementerian Perhubungan akan mengeruk lumpur di dermaga feri Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, agar bisa dioperasikan setelah dibangun sejak 2007.

Kadis Perhubungan Maluku, Benny Gaspersz, di Ambon, Kamis, mengatakan, keluhan Pemkab Kepulauan Aru maupun pengguna feri di Dobo akan disikapi Kemenhub dengan mengeruk lumpur yang selama ini menjadi hambatan armada angkutan penyeberangan beroperasi di sana.

"Saya telah mengarahkan Kadis Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kepulauan Aru, Alo Tabela yang baru dilantik lima hari lalu agar sekembalinya ke Dobo, langsung membersihkan lokasi maupun sejumlah gedung di dermaga feri setempat agar mendukung kegiatan pengerukan lumpur dalam waktu dekat," ujarnya.

Setelah pengerukan, maka dermaga feri Dobo dioperasikan guna melayari trayek ke Tual serta Saumlaki - Larat, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

"Kami juga akan mengoperasikan feri trayek Dobo - Timika guna membuka akses ke Papua yang secara geografis dekat dengan Kabupaten Kepulauan Aru," kata Benny.

Dia mengemukakan, dermaga feri di Desa Lamareng, Pulau Wakom, juga sedang dirampungkan pembangunannya, dan bila selesai akan melayari trayek ke Dobo.

"Sejumlah kendala terkait dengan sektor perhubungan di Kabupaten Kepulauan Aru telah dilaporkan dan siap disikapi, terutama pengerjaan landasan pacu bandara Rar Gwamar sepanjang 200 meter sehingga menjadi 1.300 meter yang terkesan amburadul (tidak karuan)," kata Benny.

Sebelumnya, Penjabat Bupati Kepulauan Aru, Gotlief Gainau memandang perlu melaporkan kondisi dermaga feri di Dobo ke Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, karena pembangunan fasilitas penyebarangan tersebut mubazir.

"Pemkab Kepulauan Aru tidak bisa berbuat banyak karena memang sejak awal pembangunannya kurang koordinasi sehingga dipandang perlu dilaporkan ke Menhub Ignasius," ujarnya.

Pantauan Antara, tidak dimanfaatkannya dermaga feri Dobo mengakibatkan terlihat mulai mengalami kerusakan sehingga meresahkan masyarakat Kepulauan Aru karena dibangun dengan anggaran miliaran rupiah. Dinding gedung - gedung, kaca - kaca dan plafon rusak sehingga menunjukkan pemandangan tidak terawat.

Jendela - jendela dipalang dengan kayu agar tidak dimasuki oknum - oknum yang kemungkinan memanfaatkan bangun gedung untuk hal - hal kurang tertanggung jawab.

Terbengkalainya dermaga feri maupun sarana dan prasarana pendukungnya dimanfaatkan masyarakat untuk menambatkan armada laut tradisional antarupulau di kabupaten yang secara geografis berbatasan dengan Australia.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015