Ambon (Antara Maluku) - Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon berencana melakukan pemantauan terhadap kondisi terkini perairan Teluk Ambon pada akhir Februari 2015.

"Rencananya tahun ini monitoring akan dilakukan di perairan sepanjang teluk, bukan hanya Teluk Ambon dalam tapi yang di bagian luarnya juga," kata peneliti P2LD LIPI Ambon Hanung Mulyadi di Ambon, Jumat.

Hanung yang juga ketua Tim Monitoring Teluk Ambon mengatakan rencana kegiatan pemantauan kondisi terkini Teluk Ambon hanya akan dilakukan sebanyak empat kali, tapi tidak menutup kemungkinan untuk ada penelitian lanjutan jika sewaktu-waktu terjadi perubahan pada kondisi perairan itu.

"Itu yang sudah terjadwal, karena kami seperti tim tanggap darurat, wilayah Kantor LIPI Ambon juga memungkinkan untuk dapat melihat adanya perubahan warna laut Teluk Ambon, jadi kalau ada yang berbeda pada perairan maka akan langsung turun," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, tingkat kesuburan Teluk Ambon cukup baik sepanjang tahun 2014, bahkan terbilang tinggi pada waktu-waktu tertentu, ini dikarenakan adanya pengaruh peristiwa up-welling atau naiknya air dari dasar laut ke permukaan di Laut Banda yang terjadi setiap enam bulan sekali.

Selain itu kata dia, tingginya aktivitas masyarakat terkait penggunaan bahan-bahan yang mengandung zat fosfor, nitrat dan fosfat, seperti deterjen, shampo, pupuk dan semacamnya juga memberikan kontribusi terhadap pengayaan nutrien perairan Teluk Ambon.

"Nutrisi dari Laut Banda terbawa hingga ke Teluk Ambon karena up-welling, ditambah lagi dengan anthropogenic, pengaruhnya terhadap ekosistem, secara normatif masih baik sepanjang tahun 2014," katanya.

Dikatakannya lagi, berbeda dengan kawasan lainnya di Teluk Ambon, sirkulasi pergantian air laut di Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon hingga Desa Galala, Kecamatan Baguala dengan air Laut Banda relatif lebih lama karena topografi Teluk Ambon yang cenderung menyempit di sekitar wilayah tersebut.

"Geomorfologi dan topografi Teluk Ambon memang cenderung menyempit di sepanjang Poka - Galala, ini menyebabkan masuk - keluarnya air juga relatif lama dibandingkan kawasan yang lainnya," ucapnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015