Ambon (Antara Maluku) - Direktur tim pemandu wisata selam di Ambon, Maluku Divers, Semy Selano mengatakan banyaknya sampah plastik bertebaran dan merusak terumbu karang sering menghambat aktivitas penyelaman oleh para turis yang dipandu oleh tim penyelamnya.

"Sampah memang menjadi masalah utama yang sering menghambat aktivitas menyelam di Teluk Ambon bagi para turis yang dipandu oleh tim kami," katanya di Ambon, Rabu.

Semy mengatakan, beberapa titik lokasi selam di Teluk Ambon bahkan tidak bisa diselami pada musim-musim tertentu, karena adanya penumpukan sampah yang dibawa oleh arus air dari berbagai kawasan di Kota Ambon.

Ia memisalkan, kawasan perairan di sekitar Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon yang merupakan salah satu titik selam terbaik di Kota Ambon, pada awal musim penghujan sering menjadi pusat sampah musiman.

"Kemarin ada beberapa tamu mancanegara dan nusantara yang mau menyelam sampai ke Talake (Kecamatan Nusaniwe) tapi karena banyak sampah jadi ditunda dan akhirnya tidak jadi," keluhnya.

Banyaknya sampah yang bertebaran di Teluk Ambon, menurut Semy, juga sering dikeluhkan oleh para wisatawan yang dipandu menyelam oleh timnya, karena ada sampah-sampah plastik yang kebanyakan berasal dari daratan dan terbawa air hujan ditemukan tersangkut di terumbu karang dan merusaknya.

"Sampah yang sekarang berasal dari masyarakat yang bermukim di perbukitan, mereka tidak terkontrol dalam membuang sampah jadi ketika hujan terbawa hingga ke tengah laut," ucapnya.

Masalah sampah di Teluk Ambon, kata dia, harus segera ditangani oleh pemerintah kota setempat, sebab jika dibiarkan begitu saja maka dapat berdampak pada semakin rusaknya keindahan teluk tersebut dan ekosistem di dalamnya.

"Kemarin saya dengan beberapa orang yang hadir dalam pertemuan dengan Dinas Kebersihan Kota Ambon sudah mengusulkan untuk sebaiknya segera dibuat peraturan dengan sanksi hukum yang jelas supaya ada efek jera bagi masyarakat, karena imbauan sudah tidak efektif lagi," katanya. 

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015