Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mengkonsepkan kawasan ekowisata lingkungan dan budaya di kecamatan Sirimau dan Leitimur Selatan.

"Kami akan mengkonsepkan ekowisata lingkungan dan budaya di dua kawasan di Ambon yakni desa Soya kecamatan Sirimau dan Rutong kecamatan Leitimur Selatan yang selama ini belum termanfaatkan dengan baik," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Henry Sopacua, Kamis.

Ia mengatakan, ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran.

Ekowisata lingkungan di Ambon akan dilakukan di kawasan pantai mangrove serta hutan Negri Soya, sedangkan budaya di kawasan tempayan Soya.

"selama ini kawasan ini belum dikembangkan dengan baik hanya dikunjungi masyarakat Ambon atau wisatawan yang mengetahui kawasan tersebut sebagai kawasan wisata," katanya.

Menurut Henry, pihaknya akan berkoordinasi dengan Fakultas Kehutanan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon untuk menjadikan hutan soya sebagai hutan wisata.

"Hutan soya sangat subur dan tanahnya banyak ditumbuhi cengkeh, pala, buah-buahan yang menjadi sentra pertanian," ujarnya.

Negri Soya, lanjutnya memiliki keragaman alam dan budaya yang belum dikembangkan sementara potensi wisata sangat beragam yakni tempayan soya yang merupakan peninggalan sejarah.

"Desa Soya juga merupakan desa adat tertua yang memiliki sejarah dan budaya yang masih dilestarikan masyarakat setempat dan belum terkontaminasi budaya asing," tandasnya.

Dijelaskannya, tempayan tua Soya terletak di puncak gunung Sirimau memiliki keunikan tersendiri yakni air yang selalu penuh didalamnya, dan tidak pernah kering walaupun musim kemarau.

Selain tempayan tua negri Soya juga memiliki batu Pamale dan Teung berdasarkan soa (marga), juga baileo (rumah adat) dan gereja tua.

Henry menambahkan, pihaknya berupaya kawasan ekowisata akan memberikan peluang bagi masyarakat untuk memperoleh penghasilan dari potensi tersebut.

"Masyarakat bisa mengembangkan pemandu wisata sendiri, kuliner khas, budaya lokal sehingga tidak mengikuti budaya dari daerah lain," tandasnya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015