Ternate (Antara Maluku) - KONI Maluku Utara (Malut) membutuhkan dana Rp10 miliar per tahun untuk pembinaan prestasi olahraga di daerah ini agar bisa bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia.

"Namun dari yang selama ini Malut sulit untuk mendapatkan dana sebanyak itu, karena terbatasnya dana yang dialokasikan melalui APBD Malut dan tidak adanya perusahaan yang mau menjadi sponsor," kata Ketua Umum KONI Malut Djafar Umar di Ternate, Sabtu.

KONI Malut selama ini paling banyak mendapat dana melalui APBD Provinsi Malut Rp1 miliar per tahun, akibatnya program pembinaan prestasi olahraga tidak bisa dilaksanakan secara maksimal, bahkan ada cabang olahraga yang nyaris tidak melakukan pembinaan karena keterbatasan dana.

Ia mengatakan, kondisi tersebut berimbas pada rendahnya peringkat Malut dalam setiap perhelatan olahraga nasional, misalnya pada PON 2012 lalu Malut berada pada peringkat paling bawah dari seluruh provinsi di Indonesia dalam perolehan medali.

Malut sebenarnya memiliki potensi atlet di sejumlah cabang olahraga yang bisa menunjukan prestasi terbaik di tingkat nasional, misalnya di cabang tinju, atletik, sepak bola dan pencak silat, namun karena kurangnya dana pembinaan sehingga potensi itu tidak bisa dimunculkan.

Oleh karena itu, Djafar Umar mengimbau kepada Pemprov Malut dan seluruh pemkab/pemkot di daerah ini untuk mengalokasikan dana yang memadai melalui APBD untuk pembinaan prestasi olahraga, termasuk untuk penyediaan saran latihan.

Selain itu, perusahaan di Malut juga harus berkontribusi dalam pembinaan prestasi olahraga di daerah ini, di antaranya dengan cara menjadi sponsor bagi cabang olahrga tertentu, seperti yang dilakukan perusahaan di daerah lain.

Ia menambahkan, pengurus cabang olahraga di Malut, baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota juga diharapkan dapat melakukan berbagai terobosan guna mengatasi keterbatasan dana pembinaan prestasi atlet. 

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015