Ambon (Antara Maluku) - Radikalisme agama hanya akan menjadi ancaman bagi kedamaian serta kerukunan hidup antara umat beragama di tanah air termasuk di Provinsi Maluku, demikian menurut anggota Dewan Pengurus Komite Independen Regional Pemuda (DPP KIRP) Maluku Mustamar Rumatiga.

"Untuk itu kami mengajak seluruh komponen masyarakat di daerah ini guna menghindari setiap kelompok yang radikal, sebab yang namanya radikalisme itu bukanlah budaya orang Maluku," kata Mustamar ketika ditemui di sela-sela aksi damai KIRP di Ambon, Kamis.

Aksi damai KIRP Maluku itu membagi-bagikan seribu stiker bertuliskan seruan kepada seluruh masyarakat utuk tetap menjaga serta mempererat tali persaudaraan `Hidup orang basudara` (bersaudara).

Seruan itu juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menjaga situasi dan kondisi keamaan di Kota Ambon secara khusus maupun Maluku pada umumnya serta menjaga lingkungan masing-masing maupun kerukunan.

Sementara itu, radikalisme agama juga dinilai akan merusak peradaban manusia sehingga perlu diwaspadai semua orang.

"Paskakonflik kemanusiaan 1999 di Maluku, keberadaan kelompok-kelompok radikal di daerah ini cukup banyak dan belakangan ini muncul lagi radikalisme agama secara global dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi sehingga perlu diwaspadai," ujar Mustamar.

Radikalisme agama itu bukan saja terjadi dalam bentuk kekerasan secara fisik namun yang non fisik berupa penyebaran faham-faham sempit untuk menghasut orang lain juga sangat berbahaya.

Aksi simpatik yang dilancarkan DPP KIRP Maluku berupa pembagian seribu stiker kepada pejalan kaki, kendaraan roda dua maupun roda empat, baik mobil angkot maupun mobil pribadi.

Selain itu juga dilakukan pemasangan spanduk yang mengajak masyarakat Maluku untuk tetap menjaga kerukunan hidup antarumat pada beberapa lokasi strategis dari kawasan Galala, Kecamatan Sirimau hingga Batugantung, Kecamatan Nusaniwe (Kota Ambon). 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015