Ternate (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Utara (Malut) meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya ancaman radikalisme di berbagai ruang digital, terutama dalam momentum Pemilihan Umum (Pemilu) secara serentak pada tahun 2024.
"Seringkali menjadi periode sensitif dimana radikalisme dapat kembali muncul, Hal ini dapat terjadi karena perbedaan pendapat politik, ketegangan sosial, dan perasaan ketidakpuasan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal," kata Kabid Humas Polda Malut, Kombes Pol Michael Irwan Thamsil di Ternate, Kamis.
Untuk itu, kata Michael, Polda Malut mengimbau kepada masyarakat harus tetap waspada terhadap gerakan radikalisme menjelang Pemilu 2024 tersebut.
"Pelaksanaan pemilu adalah saat-saat penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara, dan gerakan radikalisme dapat mengancam stabilitas politik, toleransi, dan juga keamanan," ujarnya.
Juru bicara Polda Maluku Utara tersebut juga menjelaskan bahwa radikalisme di ruang digital dapat mengacu pada penyebaran ideologi radikal, berita palsu (hoax), retorika berbahaya, atau tindakan ekstremisme melalui platform online seperti media sosial, situs web, dan aplikasi pesan.
Lanjutnya, kelompok radikal dapat memanfaatkan media sosial dan platform online untuk menyebarkan hoax, berita palsu dan propaganda yang dirancang untuk mempengaruhi pemilih dan menciptakan ketidakpercayaan terhadap proses pemilu.
"Untuk itu, dalam upaya penangkalan terhadap radikalisme di ruang digital, kami mengimbau kepada masyarakat Maluku Utara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap konten-konten radikalisme," katanya.
Diakhir penyampaiannya, Kabid Humas menegaskan bahwa pemilu merupakan waktu yang krusial untuk menjaga stabilitas Negara dan mengajak bersama-sama kita kawal pemilu ini sehingga dapat berjalan dengan aman dan damai dan demokratis.
Sebelumnya, Polda Malut melalui Dit Binmas bersama jajaran secara serentak menggelar Operasi Bina Waspada dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam mengantisipasi radikalisme dan anti pancasila.
Selain itu, Kabid Humas menjelaskan, tujuan operasi ini digelar untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat dalam rangka mencegah paham radikalisme dan anti pancasila yang di sebarkan oleh kelompok teroris yang bisa mengakibatkan pertikaian dan konflik.