Ternate (ANTARA) - Sepak bola di Maluku Utara semakin menggema dengan hadirnya Malut United yang berlaga di Liga 1 Indonesia sekaligus menjadikan Gelora Kieraha Ternate sebagai kandang mereka, sehingga pastinya hal tersebut memberi pengalaman tak terlupakan bagi penggemar sepak bola di kawasan tersebut.
Gemuruh sepak bola di Maluku Utara mulai terasa ketika Malut United, tim kebanggaan daerah itu, resmi berlaga di ajang Liga 1 Indonesia. Gelora Kieraha Ternate, yang menjadi kandang mereka, pun berubah menjadi magnet para pecinta sepak bola.
Kehadiran pemain bintang, terutama yang berlabel tim nasional seperti Yakob dan Yance Sayuri, turut menciptakan daya tarik luar biasa. Tak hanya orang dewasa, anak-anak dan kalangan remaja terpikat berlomba-lomba untuk sekadar swafoto dengan sang idola
"Kedua pemain kembar ini menjadi idola tersendiri bersama pemain lainnya yang kini perkuat Malut United," kata Pelatih Malut United, Imran Nahumarury.
Duo pemain berlabel tim nasional Yakob dan Yance Sayuri ini adalah saudara kembar yang berasal dari Gugusan Pulau Yapen, Papua. Kedua pemain yang lahir pada 22 September 1997 ini tumbuh kembang di daerah terpencil tanpa pengalaman sekolah sepak bola formal. Namun dengan bekal bakat alami mereka, Yakob dan Yance mampu melangkah jauh hingga pentas sepak bola nasional.
Yakob Sayuri memulai kariernya bersama Persewar Waropen pada 2017, sebelum bergabung dengan Persemi Mimika dan kemudian Barito Putera di bawah asuhan Jacksen F. Tiago.
Puncak kariernya dimulai saat dipanggil Timnas U-23 pada 2019. Sejak itu, Yakob menjadi pemain andalan tim nasional, termasuk tampil di Piala AFF 2022, di mana ia mencetak gol dan dua assist.
Setelah empat musim bersama PSM Makassar, Yakob resmi bergabung dengan Malut United dengan kontrak dua tahun. Bersama sang saudara kembar, Yance, Yakob menjadi salah satu pilar penting di skuad Malut United, membawa harapan baru bagi sepak bola Maluku Utara.
"Meski kembar, Yakob dan Yance memiliki gaya bermain yang berbeda. Yakob dikenal karena kecepatan dan dribbling yang mumpuni, sementara Yance lebih fokus pada permainan bertahan dan distribusi bola. Keberadaan mereka di Malut United tidak hanya memberikan warna baru bagi tim, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda." kata Imran Nahumarury yang juga dikenal sebagai mantan pemain timnas Indonesia itu.
Atmosfir sepak bola dan tingginya animo masyarakat Maluku Utara terhadap hadirnya Malut United ini membuat manajemen dan jajaran pelatih selalu memberi kesempatan kepada para pemain untuk lebih dekat dengan pendukungnya di Ternate.
Dan salah satunya adalah dengan cara memilih pemain untuk latihan di Gelora Kieraha sebelum bertanding di laga tandang.
Sementara saat laga kandang, Stadion Gelora Kieraha dipastikan selalu penuh penonton untuk memberikan dukungan pada Malut United, tim kebanggaan mereka itu.
Pengakuan jujur tercetus oleh pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares yang sempat bertandang ke kandang Malut United dalam laga lanjutan kompetisi Liga 1 belum lama ini.
Tavares mengungkapkan rasa salut atas dukungan suporter setempat untuk Malut United saat berlaga di Stadion Gelora Kieraha Ternate.
"Saya sangat merasakan, ketika pertandingan melawan Malut United, Selasa (17/12), berlangsung dengan emosi yang tinggi. Kedua tim saling mencetak gol penyeimbang, menciptakan laga yang penuh tensi hingga akhir dengan tekanan tinggi pendukung tuan rumah," ujar pelatih asal Portugal itu.
Tavares mengaku Malut United harus berbangga dengan berbagai fasilitas stadion yang dimiliki dan dukungan penuh suporter, menjadikan Malut United sebagai tim tangguh sulit dikalahkan, terutama saat bermain di Stadion Gelora Kieraha Ternate.
Simbol harapan
Kini, hasrat untuk melihat Malut United terus menorehkan prestasi di pentas nasional Liga 1 menjadi simbol kebanggaan yang terus menerus digelorakan para pemerhati, baik itu pecinta sepak bola Maluku Utara hingga kalangan pejabat setempat.
Wali Kota Ternate, Muhammad Tauhid Soleman misalnya, merasa kehadiran Malut United di pentas Liga 1 dan dukungan penuh publik Malut menjadi tanda kebangkitan sepak bola di Negeri Jazirah Al-Mulk ini.
Apalagi, hadirnya sejumlah pemain bintang berlabel nasional telah memompa semangat para penggemar yang selalu hadir memberi dukungan saat Malut United berlaga di Stadion Gelora Kieraha Ternate.
"Malut United tidak hanya menjadi tim kebanggaan, tetapi juga simbol harapan dan inspirasi olahraga sepak bola bagi masyarakat Maluku Utara," kata Wali Kota.
Yakob dan Yance memberi warna tersendiri bagi Malut United dan dengan kontrak berdurasi dua tahun yang telah diteken, Yakob berharap memberikan kontribusi besar di bawah arahan pelatih Imran Nahumarury.
Kehadiran mereka terbukti tak hanya meningkatkan performa tim, tetapi juga menginspirasi para pemain muda yang turut memperkuat tim.
"Setiap laga, saya bersama pemain lainnya memiliki target utama bagi tim adalah mencetak gol dan meraih poin penuh di apalagi bermain di Stadion Gelora Kieraha dan disaksikan ribuan pendukung kami," kata Yakob Sayuri.
Kisah Sayuri bersaudara, yang berasal dari daerah terpencil namun mampu menembus level tertinggi sepak bola nasional, menjadi bukti bahwa mimpi besar dapat dicapai dengan kerja keras dan tekad yang kuat.
Malut United yang kini bertengger di papan tengah Liga 1. bukan lagi sekadar tim sepak bola, tetapi sudah simbol kebanggaan dan harapan bagi masyarakat Maluku Utara.
Dengan dukungan penuh dari suporter dan talenta luar biasa di dalam skuad, masa depan sepak bola di wilayah ini tampak semakin menjanjikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Malut United dan idola baru di Gelora Kieraha