Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggelar seminar imbal jasa lingkungan pengelolaan air bersih untuk mencegah terjadinya krisis di masa datang.
"Kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas penduduk dari waktu ke waktu semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi bukan hanya karena pertambahan jumlah penduduk, tetapi juga karena aktivitas kebutuhan air juga meningkat," kata Sekretaris Kota Ambon Anthony Gustaf Latuheru, saat membuka seminar di Ambon, Kamis.
Menurut dia, bertambahnya pemukiman dan hunian baru, munculnya kawasan perdagangan, pendidikan, industri dalam kurun waktu empat tahun terakhir membuat kebutuhan air bersih di Ambon meningkat.
Peningkatan terjadi pada kisaran empat hingga delapan persen per tahun. Pada sisi lain, pihaknya diperhadapkan pada perambahan kawasan resapan air menjadi pemukiman.
Hal itu berdampak pada berkurangnya kawasan resapan air, penurunan debit air ketika musim kemarau pada sungai utama, dan sumber mata air yang merupakan sumber air baku bagi masyarakat Ambon.
"Kondisi ini perlu mendapat perhatian bersama agar tidak terjadi krisi air di masa mendatang," ujarnya.
Anthony mengatakan, pelaksanaan pembangunan secara umum berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi sebagian pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam berdampak pada kerusakan atau penurunan kualitas daya dukung lingkungan.
"Jika tidak diikuti dengan upaya pelestarian lingkungan maka dapat mengakibatkan meningkatnya ancaman bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di Ambon pada tahun 2012 dan 2013," tandasnya.
Sumber air bersih Ambon, lanjutnya berasal dari alam baik air permukaan pada sungai, sumur dangkal, maupun sumur dalam atau air bawah tanah, harus dijaga kelestarian agar suplay air tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kemudahan mendapatkan air bersih secara langsung membuat kita sering lupa untuk memelihara alam, pemahaman seperti ini sudah saatnya dirubah, karena kita semua mempunyai tanggung jawab bersama untuk mengelola air secara bijaksana hemat dan berkelanjutan, agar produksi air tetap terjaga," katanya.
Anthony menjelaskan, masyarakat telah mendapatkan air bersih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, karena itu sudah saatnya untuk membayar kembali jasa agar kelestarian dan ketersediaan air baku terus terpelihara.
"Ketersediaan air bersih yang cukup dari sumber alami bagi masyarakat akan tetap terjaga dan berkelanjutan, jika diikuti dengan pemeliharaan keberlangsungan suplai sumber air," ujarnya.
Ditambahkannya, pemeliharaan keberlangsungan suplay air dapat dilakukan ketika pengguna manfaat membayar kembali dengan sukarela, manfaat jasa lingkungan alam yang telah diterima.
"Imbal jasa lingkungan merupakan upaya membayar kembali ke alam untuk menjaga kelestarian terhadap manfaat yang telah diterima," kata Anthony Latuheru.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas penduduk dari waktu ke waktu semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi bukan hanya karena pertambahan jumlah penduduk, tetapi juga karena aktivitas kebutuhan air juga meningkat," kata Sekretaris Kota Ambon Anthony Gustaf Latuheru, saat membuka seminar di Ambon, Kamis.
Menurut dia, bertambahnya pemukiman dan hunian baru, munculnya kawasan perdagangan, pendidikan, industri dalam kurun waktu empat tahun terakhir membuat kebutuhan air bersih di Ambon meningkat.
Peningkatan terjadi pada kisaran empat hingga delapan persen per tahun. Pada sisi lain, pihaknya diperhadapkan pada perambahan kawasan resapan air menjadi pemukiman.
Hal itu berdampak pada berkurangnya kawasan resapan air, penurunan debit air ketika musim kemarau pada sungai utama, dan sumber mata air yang merupakan sumber air baku bagi masyarakat Ambon.
"Kondisi ini perlu mendapat perhatian bersama agar tidak terjadi krisi air di masa mendatang," ujarnya.
Anthony mengatakan, pelaksanaan pembangunan secara umum berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi sebagian pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam berdampak pada kerusakan atau penurunan kualitas daya dukung lingkungan.
"Jika tidak diikuti dengan upaya pelestarian lingkungan maka dapat mengakibatkan meningkatnya ancaman bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di Ambon pada tahun 2012 dan 2013," tandasnya.
Sumber air bersih Ambon, lanjutnya berasal dari alam baik air permukaan pada sungai, sumur dangkal, maupun sumur dalam atau air bawah tanah, harus dijaga kelestarian agar suplay air tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kemudahan mendapatkan air bersih secara langsung membuat kita sering lupa untuk memelihara alam, pemahaman seperti ini sudah saatnya dirubah, karena kita semua mempunyai tanggung jawab bersama untuk mengelola air secara bijaksana hemat dan berkelanjutan, agar produksi air tetap terjaga," katanya.
Anthony menjelaskan, masyarakat telah mendapatkan air bersih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, karena itu sudah saatnya untuk membayar kembali jasa agar kelestarian dan ketersediaan air baku terus terpelihara.
"Ketersediaan air bersih yang cukup dari sumber alami bagi masyarakat akan tetap terjaga dan berkelanjutan, jika diikuti dengan pemeliharaan keberlangsungan suplai sumber air," ujarnya.
Ditambahkannya, pemeliharaan keberlangsungan suplay air dapat dilakukan ketika pengguna manfaat membayar kembali dengan sukarela, manfaat jasa lingkungan alam yang telah diterima.
"Imbal jasa lingkungan merupakan upaya membayar kembali ke alam untuk menjaga kelestarian terhadap manfaat yang telah diterima," kata Anthony Latuheru.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015