Kemenkumham Maluku sebut pelaksanaan Porseni WBP jadi pembinaan kemanusiaan di Lapas

Ambon (ANTARA) - Kantor wilayah (Kanwil) Kementerian hukum dan hak asasi manusia (Kemankumham) Maluku mengemukakan bahwa Porseni Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) merupakan bentuk pembinaan kemanusiaan di dalam Lapas.

"Bentuk kepribadian mereka, untuk kembali memiliki semangat bahwa mereka memiliki nilai dalam diri mereka sebagai pribadi yang positif dan merdeka," kata Kakanwil Kemenkumham Maluku Hendro Tri Prasetyo di Ambon, Sabtu.

Menurut Hendro, pola pembinaan seperti ini dapat membentuk mentalitas para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang masuk lapas dalam rasa bersalah, dan ketika bebas nanti bisa berguna bagi masyarakat sekelilingnya.

"Bukan hanya pembinaan rohani yang dilakukan di dalam Lapas, tetapi juga pembinaan keahlian kerja seperti pertukangan, instalasi Listrik dan mekanik sampai juga pada reparasi sofa,” ucap Hendro.

Disamping itu kata dia kegiatan ini juga sebagai bentuk pengejawantahan atas tugas pokok dan fungsi Pemasyarakatan yang bukan lagi sebagai penjara, tetapi memiliki peran dalam membina dan mengayomi warga binaan untuk bisa kembali serta di terima oleh masyarakat dengan rasa dihargai sebagai manusia seutuhnya.

Berbagai Lomba pun dilaksanakan dalam kegiatan Porseni mulai dari balap karung, bakiak, futsal, voli, paduan suara dan vokal grup sampai dengan kearifan lokal berupa lomba makan papeda.

Kakanwil pun menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar memenangkan medali atau trofi, tetapi juga tentang semangat kebersamaan dan sportivitas, saling menghargai satu sama lain, serta untuk menjalin hubungan silaturahmi antar sesama warga binaan dan juga para pegawai pada Lapas Kelas IIA Ambon.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kalapas dan seluruh panitia serta pihak yang berkontribusi demi terselenggaranya acara ini," ucapnya.

Dirinya pun mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan Porseni ini, sebagai upaya untuk menggeliatkan kegiatan Olahraga yang jadi bagian dari usaha menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

"Selain itu pula dapat menggali bakat seni di kalangan warga binaan, sehingga dengan demikian mengurangi kecenderungan adanya keinginan untuk melakukan hal-hal negatif di dalam Lapas,” tuturnya.