Ambon (Antara Maluku) - Peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) LIPI Ambon Hanung Mulyadi mengatakan banyaknya sampah yang menumpuk di Teluk Ambon telah mengganggu aktivitas penelitian dan monitoring ekosistem di perairan tersebut.

"Kemarin teman-teman mengeluh sampel sedimen Teluk Ambon yang diambil dengan sendiment grab untuk proses monitoring lebih banyak sampah yang didapat, terutama sampah anorganik," katanya di Ambon, Senin.

Hanung yang juga ketua tim monitoring Teluk Ambon mengatakan sampah tersebut berasal dari daratan dan terbawa oleh air hujan ke teluk, kemudian tenggelam ke dasar laut saat periode "down welling" (turunnya massa air laut dari permukaan ke dasar laut), beberapa di antaranya ditemukan tersangkut di terumbu karang dan menghambat pertumbuhannya.

"Memang sulit dikendalikan karena ini dari daratan dibawa oleh air hujan hingga ke laut, masyarakat membuang sampah sembarangan di darat maka saat hujan larinya ke laut, ada yang dibawa oleh arus ke luar teluk hingga ke Laut Banda, tapi ada juga yang tenggelam ke dasar laut," katanya.

Ia mengatakan saat ini sedang terjadi peningkatan sampah anorganik di perairan Teluk Ambon, peningkatan tersebut terjadi seiring dengan tingginya intensitas curah hujan yang turun saat musim tenggara yang lebih dikenal dengan musim timur di wilayah Maluku, pada Januari - April.

"Musim penghujan adalah masa periodik jumlah tumpukan sampah meningkat di teluk, seperti sekarang ini, kami menemukan hampir di semua titik yang dekat dengan muara-muara sungai ada tumpukan sampah, terutama sampah anorganik," katanya.

Lebih lanjut Hanung mengatakan pengelolaan sampah merupakan masalah serius yang harus segera ditangani dengan baik, sebab selama ini sampah telah menyebabkan banyak perubahan negatif ekosistem di Teluk Ambon, salah satunya adalah semakin tinggi dan seringnya ledakan kepadatan fitoplankton atau alga beracun.

"Sampah memang masalah yang cukup serius, jika tidak ditangani serius, dampaknya bisa menghancurkan teluk, saya sedang berencana untuk membuat tulisan kajian ilmiah terkait masalah sampah ini," katanya. 

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015