Ambon (ANTARA) - Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan pembukaan lahan di kawasan perbukitan berdampak pada degradasi atau penurunan kondisi terumbu karang di perairan Teluk Ambon.
"Pembukaan lahan atas di Pulau Ambon turut memberikan kontribusi bagi proses sedimentasi di daerah pesisir teluk yang juga berdampak pada keberlangsungan terumbu karang di Teluk Ambon," kata Perekayasa (Inovator) Ahli Madya Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) LIPI, Daniel D Pelasula di Ambon, Senin.
Ia mengatakan hasil penelitian terumbu karang di Teluk Ambon selama 32 tahun menunjukkan persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 10 hingga 86,14 persen, atau berada pada kategori kondisi jelek sampai sangat baik antara tahun 1985 hingga 2017.
Baca juga: Miris, hutan mangrove di Teluk Ambon berkurang akibat alih fungsi lahan
Sedikitnya ada enam lokasi di Teluk Ambon yang dipantau dalam penelitian tersebut, yakni Desa Halong (Kecamatan Baguala), Desa Hative Besar dan kawasan Kota Jawa (Kecamatan Teluk Ambon), kawasan Batu Capaeu dan Desa Eri (Kecamatan Nusaniwe), serta Desa Liliboy (Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah).
Tercatat hingga tahun 2017, terumbu karang hidup hanya di sekitar perairan Desa Eri yang berada dalam kondisi baik dengan peningkatan persentase tutupan mencapai 86,14 persen, kendati sempat turun secara signifikan dari 70 persen lebih pada 1985 menjadi kurang dari 40 persen pada 2007.
Baca juga: LIPI: Reklamasi sebabkan vegetasi padang lamun di Teluk Ambon menurun, memprihatinkan
Sementara lima lokasi lainnya, meski ada yang mengalami peningkatan, persentase tutupan karang hidup masih berada di bawah 70 persen. Desa Halong menjadi wilayah dengan tutupan karang hidup yang paling sedikit pada 2017, kurang dari 20 persen.
"Proses sedimentasi yang berlebihan di Teluk Ambon akibat pembukaan lahan atas harus dapat diatasi secara maksimal dengan menata pembukaan lahan atas dengan konsep ramah lingkungan," ucap Daniel.
Dikatakannya lagi, ekosistem pesisir Teluk Ambon yang didominasi terumbu karang dengan area yang lebih luar berada di perairan Teluk Ambon bagian luar, sedangkan Teluk Ambon bagian dalam menjadi ekosistem hutan mangrove dan padang lamun.
Tahun 2016, P2LD LIPI merehabilitasi terumbu karang dengan teknik transplantasi di kawasan Batu Capeu, sehingga mendorong persentase karang hidup yang hanya 20,37 persen pada 2015 menjadi 38,8 persen pada 2017.
"Kondisi terumbu karang di Teluk Ambon bagian luar menunjukkan kondisi yang relatif baik," kata Daniel D Pelasula.*
Baca juga: Waduh - LIPI: Kepadatan sampah plastik di Teluk Ambon terus meningkat
Baca juga: Mantap, LIPI temukan jenis baru Burungbuah di Papua Barat