Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaf menyatakan perjuangan Pattimura melawan penjajah di Maluku pada masa lampau harus ditindaklanjuti generasi muda saat ini dengan komitmen mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Peringatan hari pahlawan Pattimura setiap tahun menandakan komitmen masyarakat Maluku terhadap NKRI dan tidak akan terganggu sedikitpun oleh gerakan lainnya yang dapat melunturkan kecintaan akan Tanah Air," kata gubernur pada peringatan HUT Pattimura di Saparua, Maluku Tengah, Jumat.

Menurut dia, api perjuangan Pattimura yang terus menyala mengajarkan generasi muda Maluku bahwa pejuang bukan seorang pecundang, dan pejuang rela mengorbankan seluruh raga untuk bangsa.

Pattimura, kata Said, sudah memperlihatkan bahwa pejuang harus mengedepankan kepentingan bangsa, selalu mau mengayomi dan punya keinginan besar untuk memerdekakan bangsanya dari penjajahan dan kemiskinan.

"Gelora jiwa kabaresi kapitan Pattimura dan putra-putri lease 198 tahun lalu, harus diteruskan generasi muda Maluku dalam bingkai kebangsaan dan kebersamaan," katanya.

Gubernur menambahkan, jiwa dan semangat Pattimura sama dengan jiwa orang maluku yang tidak gentar oleh tantangan apapun.

Semangat tersebut yakni tidak surut membela harga diri, menjaga tiap saudara agar tidak disakiti orang lain, menjaga tiap jengkal tanah agar tidak dirampas orang lain.

"Jiwa dan semangat itu membuktikan ada keberanian yang membangun keadilan, kejujujan, cinta kasih,perdamaian dan hidup orang basudara yang tidak boleh terkoyak lagi," katanya.

Pattimura muda, kata gubernur, harus bangkit meneruskan perjuangan di era modernisasi melalui berbagai kreatifitas dan keterampilan yang dimiliki

Ia juga mengutip ucapan Thomas Matulessy, "Pattimura tua boleh sirna tetapi akan bangkit Pattimura-Pattimura muda untuk meneruskan perjuangan ini."

"Ingatlah selalu amanat yang dititipkan Kapitan Pattimura, semangat berjuang demi kesejahteraan tidak akan pernah habis," tandasnya.

Perayaan hari Pattimura di lapangan merdeka, Saparua diawali dengan prosesi pengambilan api obor di Gunung Saniri di Negeri Tuhaha, dan dilanjutkan pawai obor estafet ke sejumlah desa di kecamatan Saparua.

Obor tersebut kemudian diserahkan Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal kepada Gubernur Maluku guna dilakukan pembakaran obor induk.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015