Kolaborasi apik Benny Likumahua dan Barry Project Likumahua (BLP) menutup festival musik Jazz Fort Rotterdam (JFR) di Makassar, Minggu malam. Penampilan saksofonis jazz kawakan tersebut bersama BLP seolah menjadi hiburan puncak bagi jazz lovers kota anging mamiri, yang selama dua hari disuguhi pertunjukan musik di benteng tua Fort Rotterdam peninggalan Belanda. Selama 90 menit, Benny dan kelompok yang digawangi Barry Likumahua (bas), Henry Budidharma (gitar), Dennis Junior (saksofon alto), Jonas Wang (dram), dan Matthew (vokal) membawakan lagu-lagu Godspell dalam dan luar negeri dalam aransemen jazz yang ringan dan mudah dicerna. Keseriusan ratusan penonton menikmati alunan notasi dan ritme jazz menjadi sangat cair dan mereka bahkan ikut bernyanyi, ketika kolaborasi musisi senior dan yunior itu memainkan nomor "Mau Dibawa Kemana" dari band pop sedang naik daun. Armada, dalam balutan irama acid-jazz. Menurut Benny, penampilannya di Benteng Fort Rotterdam memiliki makna sangat khusus, karena merupakan yang pertama kali dilakukan setelah lebih dari 50 tahun ia meninggalkan kota Ujung Pandang yang kini bernama Makassar. "Saya keluar dari Ujung Pandang tahun 1962. Ini salah satu kampung saya selain Kediri, Ambon dan Jakarta," katanya. Ia mengaku pernah menetap di Makassar, tepatnya di Jalan Sulawesi, dekat Pelabuhan Soekarno-Hatta. Berbicara tentang musik jazz di tanah air, Benny Likumahua menyatakannya sebagai terus berjalan dan berkembang seiring peradaban. "Yang pasti, jazz tidak akan pernah mati. Saat ini BLP bisa dijadikan salah satu bukti," kata musisi jazz kelahiran Kediri, 18 Juni 1946 tersebut.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010