Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff memandang perlu patung pahlawan nasional Thomas Matulessy bergelar Kapitan Pattimura ditempatkan di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah sebagai saksi perjuangannya bersama rekan - rekan pada 1817.

"Patung tersebut akan diresmikan pada perayaan HUT Pattimura ke - 200 di Saparua yang diprogramkan dilaksanakan meriah," katanya, di Ambon, Senin.

Gubernur mengemukakan telah berkoordinasi dengan Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal agar segera mengumpulkan ahli waris pahlawan Pattimura, Latupati (pemangku adat) maupun Raja dan tokoh adat Saparua untuk membuat disainnya.

"Disain bila telah siap segera serahkan kepada Pemprov Maluku agar ditindaklanjuti ke Dinas PU setempat untuk segera membangun patung dengan dana APBD Maluku," ujarnya.

Dia mengemukakan, patung pahlawan Pattimura jangan hanya ada di lokasi tempat pengantungannya di Pattimura Park dan museum Siwalima.

Namun, harus ada di Saparua sebagai saksi sejarah pahlawan Pattimura dan rekan - rekan berhasil merebut benteng Duurstede sebagau tongkak perjuangan melawan kolonialisme Belanda.

"Patungnya diprogramkan ditempatkan di lapangan depan Benteng Duurstede di pantai Waisisil, Saparua," kata Gubernur.

Karena itu, dia telah meminta Wagub Maluku, Zeth Sahuburua dan Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal agar memfasilitasi Raja Tuhaha dan Raja Sirisori Amalatu agar menyelesaikan insiden saat prosesi adat menjelang perayaan HUT Pattimura di Saparua pada 14 Mei 2015.

"Tanyakan Bupati Maluku Tengah yang baru selesai pertemuan. Pastinya pemindahan perayaan HUT Pattimura dari Ambon ke Saparua tiga tahun terakhir ini haruslah dikelola seoptimalnya untuk melestarikan nilai - nilai sejarah keheroikan Pattimura dan kawan - kawannya," ujar Gubernur Said.

Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal mengemukakan, penyelesaian insiden warga Tuhaha dan Sirisori Amalatu harus dicarikan solusi yang tepat sehingga tidak terulang kembali.

Begitu pun, insiden negeri tetangga lainnya seperti Portho - Haria agar saatnya dihentikan karena tidak zamannya lagi bertikai.

"Kuncinya minuman keras harus menjadi perhatian semua pihak karena bila dikonsumsi berlebihan pastinya memicu pertikaian," tandasnya.

Dia mengajak warganya hendaknya tidak bertikai kembali karena hanya meninggalkan penderitaan berkepanjangan bagi masyarakat.

"Saatnya membangun di berbagai sektor untuk mendorong peningkatan kesejahnteraan masyarakat dengan mengoptimalkan pengelolaan potensi sumber daya alam bernilai ekonomis," kata Bupati Abua.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015