Ambon (Antara Maluku) - Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Ambon Lusia Izaak menyatakan hasil pengujian labolatorium menyatakan laut Ambon bebas kandungan logam.

"Hasil uji labolatorium yang dilakukan Desember tahun 2014, laut Ambon bebas dari kandungan logam atau kondisinya aman," katanya di Ambon, Senin.

Ia mengatakan, pengujian air laut dilakukan di 12 titik yakni desa Erie kecamatan Nusaniwe, pasar Mardika hingga pantai Nania kecamatan Baguala.

Pengujian dilakukan di labolatorium kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Sucofindo dan labolatorium perindustrian di Makassar.

"Pengujian dilakukan di tiga labolatorium sebagai bagian pengujian silang atau bagian uji petik yang hasilnya air laut tidak mengandung logam," ujarnya.

Menurut dia, pengujian air laut yang dilakukan tahun 2013, kondisi Teluk Ambon tercemar logam berat kadmium (Cd).

Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini berisiko tinggi terhadap pembuluh darah.

"Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri, yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia," ujarnya.

Dijelaskannya, logam berat yang masuk ke teluk diakibatkan beberapa faktor yakni pembuangan limbah galian C, sedimentasi laut akibat hujan, pestisida, hasil pembuangan oli bengkel dan kapal serta keramba laut.

"Kami telah mengambil langkah pencegahan tidak diperkenankan dilakukan pembuangan limbah dan sisa kotoran lainnya ke laut, dan hasilnya air laut tidak lagi mengandung logam yang dapat membahayakan kesehatan," tandasnya.

Lusia menambahkan, pihaknya terus melakukan pengawasan air laut mengingat sifat air dinamis tidak statis. Pengujian akan dilanjutkan pada tahun 2015.

"Pengawasan dan pengujian sampai saat ini belum dilakukan karena terkendala anggaran, tetapi kami pastikan akan dilakukan menunggu perubahan ABPD 2015," katanya.

Ia menambahkan, pengujian merupakan upaya untuk menyelamatkan teluk, jangan sampai generasi selanjutnya tidak dapat menikmati keindahan alam Ambon.

"Hal ini juga merupakan upaya meminimalkan pencemaran, jangan hanya aktivitas di darat diperhatikan tetapi juga kondisi bawah laut. Kami juga terus berkoordinasi dengan LIPI Maluku terkait penelitian dan pengujian teluk," ujar Lusia.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015