Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku mengedukasi tenaga kesehatan di Puskesmas kota itu untuk mendapatkan solusi berbasis pengetahuan inovatif guna meningkatkan sistem layanan kesehatan primer yang inklusif dalam menghadapi perubahan iklim.
“Jika berbicara mengenai pelayanan kesehatan maka ini harus menjadi perhatian kita bersama khususnya tenaga kesehatan, mengingat masih banyak hal yang harus dibenahi apalagi dalam kaitannya dengan inklusif,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unpatti Prof Pieter Kakisina dalam keterangan yang diterima di Ambon, Senin.
Menurutnya Provinsi Maluku memiliki kurang lebih 1.300 pulau yang konektivitasnya sangat dipengaruhi oleh kondisi laut sehingga pelayanan kesehatan berbasis perubahan iklim tersebut menjadi sangat penting.
“Kita tahu bersama bahwa saat ini terjadi perubahan iklim dan tim riset sangat tepat jika memilih Kota Ambon sebagai sampel, mengingat Provinsi Maluku merupakan provinsi kepulauan yang sangat riskan jika berbicara tentang perubahan iklim," katanya.
Jadi hal ini, ujarnya, tidak bisa dipandang sebelah mata karena telah memberi dampak terhadap kesehatan masyarakat. Secara epidemologi akan terjadi perubahan terhadap pergerakan penyakit yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.
Sementara itu Koordinator Peneliti Indonesia Project Core Step Rina Suryani Oktari mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk penelitian yang telah dilakukan sejak dua tahun terakhir dengan nama Project Core Step yang bertujuan untuk mempersiapkan puskesmas agar lebih inklusif dan lebih paham dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim.
“Kalau berbicara tentang perubahan iklim dampaknya juga memberikan kontribusi yang signifikan pada sektor kesehatan dan pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan peningkatan dalam kapasitas pengetahuan maupun keterampilan bagi tenaga kesehatan di puskesmas-puskesmas terkait dengan perubahan iklim yang berdampak pada kesehatan manusia,” kata Suryani.
Ia melanjutkan fenomena perubahan iklim dan dampaknya dapat diukur tingkat risikonya dan upaya mitigasi serta adaptasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Ia berharap agar ke depan para peserta dapat menjadi agen perubahan dan dapat mengedukasi masyarakat serta tenaga kesehatan yang lainnya tentang dampak buruk yang ditimbulkan oleh perubahan iklim di sektor kesehatan.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Drg Wendy Pelupessy mengucapkan terimakasih kepada pihak Project Core Step karena telah memilih Kota Ambon sebagai wilayah penelitian dan pelatihan pengembangan kapasitas yang merupakan rangkaian penelitian kolaborasi oleh Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dengan Griffith University ini.
“Dampak perubahan iklim sangat nyata terasa dan tuntutan akan inklusivitas dalam layanan kesehatan sehingga pelatihan ini dirancang untuk memperluas pengetahuan, keterampilan dan pemahaman staf puskesmas dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di lapangan terutama terkait dengan kesehatan masyarakat,” ungkapnya.
Pelupessy mengharapkan tenaga kesehatan puskesmas di Ambon sungguh-sungguh dan fokus mengikuti kegiatan ini sampai selesai sehingga kegiatan ini dapat menambah pengetahuan terkait upaya meminimalkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim.