Ambon, 7/10 (Antara Maluku) - Presiden Joko Widodo menegaskan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat nasional XI yang digelar di Kota Ambon, 2-12 Oktober, merupakan sebuah pesta untuk membawa kabar damai bagi bangsa Indonesia.
"Kehadiran saudara-saudara para peserta dari 34 provinsi yang saya dengan jumlah lebih dari 7.000 orang tidak hanya untuk bernyanyi pada Pesparawi, tetapi kehadirannya adalah untuk pesta yang membawa kabar damai, kabar persaudaraan serat kabar damai untuk Indonesia," tegas Presiden Joko Widodo, saat membuka secara resmi Pesparawi Nasional XI di stadion Mandala Remaja Karang Panjang Ambon, Selasa malam.
Dalam sambutan singkat krang dari lima menit Presiden yang baru tiba dengan pesawat kepresidenan, Selasa malam, menyatakan menyambut gembira dan mendukung penyelenggaraan even kompetisi lomba banding nyanyi lagu-lagu gerejawi yang diikuti peserta dari 34 provinsi tersebut.
"Pesparawi ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali seruan bersama kepada seluruh anak bangsa bahwa hidup kita harus berbuah, hidup kita harus seperti pohon yang berbuah dan berbiji," katanya.
Buah yang dimaksudkan Presiden adalah untuk selalu mengingat jati diri sebagai bangsa yang berbhineka Tunggal Ika.
Dalam nuansa Bhineka Tunggal Ika, tandas Presiden yang didampingi istrinya Ny Iriana Joko Widodo, maka akan mengingatkan semua orang bahwa kita semua bersaudara dan lahir dari ibu Pertiwi yakni bangsa Indonesia.
Presiden juga menyatakan kegembiraannya bahwa sebagian besar peserta tinggal di rumah-rumah penduduk Ambon yang berbeda agama, di mana dianggapnya sebagai contoh konkret aplikasi Tema pesparawi 2015 yakni "Sungguh Alangkah Baik dan Indahnya Hidup Dalam Persaudaraan Yang Rukun".
"Inilah contoh secara langsung kerukunan beragama, contoh hidup dari tema Pesparawi tahun ini. Saya percaya bahwa dalam keragaman sebagai bangsa, suku, agama, budaya melekat nilai-nilai saling menghargai dan menghormati," tegas kepala Negara.
Dalam keragaman, tandas Presiden, ada nilai-nilai persatuan dan persaudaraan dan disitulah letak makna sesungguhnya dari semboyan Bhineka Tunggal Ika.
"Bhineka Tunggal Ika sama dengan paduan suara, ada suara bas, tenor, alto, sopran. Walaupun berbeda tetapi saat bernyanyi dan dipadukan bersama maka tercipta harmoni," tegas Presiden Jokowi.
Keindahan, tambah kepala negara bukan karena bernyanyi dengan nada yang sama, tetapi harmoni tercipta dari keragaman. "Ketika keragaman dapat menjadi sebuah harmoni, maka disitulah terletak kekuatan tanpa batas," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Kehadiran saudara-saudara para peserta dari 34 provinsi yang saya dengan jumlah lebih dari 7.000 orang tidak hanya untuk bernyanyi pada Pesparawi, tetapi kehadirannya adalah untuk pesta yang membawa kabar damai, kabar persaudaraan serat kabar damai untuk Indonesia," tegas Presiden Joko Widodo, saat membuka secara resmi Pesparawi Nasional XI di stadion Mandala Remaja Karang Panjang Ambon, Selasa malam.
Dalam sambutan singkat krang dari lima menit Presiden yang baru tiba dengan pesawat kepresidenan, Selasa malam, menyatakan menyambut gembira dan mendukung penyelenggaraan even kompetisi lomba banding nyanyi lagu-lagu gerejawi yang diikuti peserta dari 34 provinsi tersebut.
"Pesparawi ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali seruan bersama kepada seluruh anak bangsa bahwa hidup kita harus berbuah, hidup kita harus seperti pohon yang berbuah dan berbiji," katanya.
Buah yang dimaksudkan Presiden adalah untuk selalu mengingat jati diri sebagai bangsa yang berbhineka Tunggal Ika.
Dalam nuansa Bhineka Tunggal Ika, tandas Presiden yang didampingi istrinya Ny Iriana Joko Widodo, maka akan mengingatkan semua orang bahwa kita semua bersaudara dan lahir dari ibu Pertiwi yakni bangsa Indonesia.
Presiden juga menyatakan kegembiraannya bahwa sebagian besar peserta tinggal di rumah-rumah penduduk Ambon yang berbeda agama, di mana dianggapnya sebagai contoh konkret aplikasi Tema pesparawi 2015 yakni "Sungguh Alangkah Baik dan Indahnya Hidup Dalam Persaudaraan Yang Rukun".
"Inilah contoh secara langsung kerukunan beragama, contoh hidup dari tema Pesparawi tahun ini. Saya percaya bahwa dalam keragaman sebagai bangsa, suku, agama, budaya melekat nilai-nilai saling menghargai dan menghormati," tegas kepala Negara.
Dalam keragaman, tandas Presiden, ada nilai-nilai persatuan dan persaudaraan dan disitulah letak makna sesungguhnya dari semboyan Bhineka Tunggal Ika.
"Bhineka Tunggal Ika sama dengan paduan suara, ada suara bas, tenor, alto, sopran. Walaupun berbeda tetapi saat bernyanyi dan dipadukan bersama maka tercipta harmoni," tegas Presiden Jokowi.
Keindahan, tambah kepala negara bukan karena bernyanyi dengan nada yang sama, tetapi harmoni tercipta dari keragaman. "Ketika keragaman dapat menjadi sebuah harmoni, maka disitulah terletak kekuatan tanpa batas," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015