Ambon, 13/10 (Antara) - Ikatan Duta Bahasa Regional Maluku berusaha melestarikan bahasa tradisional setempat khususnya di Pulau Seram yang sudah hampir punah, dengan menyusun kamus tata bahasa setempat.

"Ini menjadi salah satu dari tiga fokus utama kami bersama Kantor Bahasa Provinsi Maluku. Penggalian bahasa tradisional, programnya sedang dirancangkan dan akan mulai dijalankan tahun depan," kata Ketua Ikatan Duta Bahasa regional Maluku Mark Ufie di Ambon, Senin.

Ia mengatakan sebagai daerah dengan banyak pulau, Maluku memiliki keragaman bahasa tradisional yang lebih dikenal dengan bahasa tanah, namun seiring perkembangan zaman sebagian besar di antaranya mulai beranjak punah, khususnya di Pulau Seram, karena tidak adanya regenerasi penutur.

"Ada 100an lebih bahasa tanah yang terancam punah dan kebanyakan di Pulau Seram, makanya kami mulai berpikir untuk mendukung program Kantor Bahasa yang sudah memulai menulis kamus bahasa daerah," katanya.

Lebih lanjut Duta Bahasa Regional Maluku 2015 itu mengatakan mulai menghilangnya bahasa tradisional, sangatlah disayangkan karena bahasa bukan hanya menjadi bagian dari budaya yang mesti dijaga, tapi juga sebagai indentitas masyarakat yang bertumbuh di era modernisasi.

Apalagi Maluku dalam perkembangan sejarahnya lebih banyak menggunakan tradisi oral pada masa lampau, yang mana berbagai petuah, wejangan dan kisah dari leluhur sebagian besar diteruskan dari generasi ke generasi melalui tuturan dalam bahasa tanah.

Maka itu, upaya pelestarian bahasa tradisional akan lebih diutamakan dengan menyusun tata bahasa, termasuk membuat enslikopedianya.

"Ada beberapa bahasa tradisional yang sudah memiliki kamusnya sendiri, misalnya bahasa dari Kepulauan Kei, salah satu duta bahasa yang baru ke Australia menemukan kamus itu di sana, jadi kami melihat ada bahasa yang sudah dalam posisi aman karena sudah ada kamus dan tata bahasanya," ucapnya. 

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015