Ambon, 18/10 (Antara Maluku) Gubernur Maluku Said Assagaff mengingatkan para petugas lapangan di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah untuk mewaspadai rembesan api menjalar ke kawasan hutan lindung.
"Areal hutan lindung dan kawasan taman nasional Manusela itu banyak tumbuhan serta hewan langka yang mahal harganya perlu dilindungi sehingga harus diwaspadai jangan sampai kobaran api merambah wilayah tersebut," kata gubernur di Ambon, Minggu.
Akibat musim kemarau dan tiupan angin kencang telah menyebabkan ribuan hektar hutan maupun tanaman produktif milik masyarakat di Seram Utara terbakar sejak akhir September lalu.
Menurut gubernur, polusi udara berupa kabut asap di Seram Utara telah merembes ke Kota Ambon dan sekitarnya, namun dinilai belum terlalu mengganggu aktivitas masyarakat dan jarak pandangnya masih sangat normal.
"Siapa yang bisa mencegah amukan api seperti ini dalam waktu singkat, tetapi yang penting diwaspadai kobaran apinya memasuki kawasan hutang lindung maupun taman nasional Manusela," tandasnya.
Gubernur juga mengakui telah bertemu Bupati Maluku Tengah untuk menangani para pengungsi korban kebakaran hutan dan ada tim yang diturunkan ke sekitar lokasi kebakaran membawa bantuan beras kepada warga yang telah dievakuasi.
"Saya dengan Bupati Malteng dan aparat sudah sampai di sana dan lokasinya sangat jauh tetapi mereka yang dievakuasi sudah disiapkan makanan beras dan sebagainya, kemudian yang banyak itu suku terasing," ujar gubernur.
Selain itu, pihak Badan Nasioal Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah memberikan laporan ke pemerintah provinsi kalau kebakaran hutan di Seram Utara dan sekitarnya mencapai sekitar 1.500 hektare.
"Yang penting kita jaga hutan lindung karena banyak hewan langka yang mahal nilainya dan menurut kepala BNPB sudah sekitar 1.500 hektar yang terbakar sedangkan kebakaran hutan di Pulau Buru sendiri sudah mulai mereda," jelas gubernur.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Areal hutan lindung dan kawasan taman nasional Manusela itu banyak tumbuhan serta hewan langka yang mahal harganya perlu dilindungi sehingga harus diwaspadai jangan sampai kobaran api merambah wilayah tersebut," kata gubernur di Ambon, Minggu.
Akibat musim kemarau dan tiupan angin kencang telah menyebabkan ribuan hektar hutan maupun tanaman produktif milik masyarakat di Seram Utara terbakar sejak akhir September lalu.
Menurut gubernur, polusi udara berupa kabut asap di Seram Utara telah merembes ke Kota Ambon dan sekitarnya, namun dinilai belum terlalu mengganggu aktivitas masyarakat dan jarak pandangnya masih sangat normal.
"Siapa yang bisa mencegah amukan api seperti ini dalam waktu singkat, tetapi yang penting diwaspadai kobaran apinya memasuki kawasan hutang lindung maupun taman nasional Manusela," tandasnya.
Gubernur juga mengakui telah bertemu Bupati Maluku Tengah untuk menangani para pengungsi korban kebakaran hutan dan ada tim yang diturunkan ke sekitar lokasi kebakaran membawa bantuan beras kepada warga yang telah dievakuasi.
"Saya dengan Bupati Malteng dan aparat sudah sampai di sana dan lokasinya sangat jauh tetapi mereka yang dievakuasi sudah disiapkan makanan beras dan sebagainya, kemudian yang banyak itu suku terasing," ujar gubernur.
Selain itu, pihak Badan Nasioal Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah memberikan laporan ke pemerintah provinsi kalau kebakaran hutan di Seram Utara dan sekitarnya mencapai sekitar 1.500 hektare.
"Yang penting kita jaga hutan lindung karena banyak hewan langka yang mahal nilainya dan menurut kepala BNPB sudah sekitar 1.500 hektar yang terbakar sedangkan kebakaran hutan di Pulau Buru sendiri sudah mulai mereda," jelas gubernur.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015