Ambon, 28/12 (Antara Maluku) - Tinggal tiga hari lagi jembatan melintasi Teluk Dalam Ambon yang pencanangan pembangunannya oleh Menteri Pekerjaan Umum(PU), Djoko Kirmanto pada 19 Agustus 2011 iji akan menghubungkan jazirah Leitimur dan Leihitu, pulau Ambon.

Betapa tidak, Jembatan Merah Putih (JMP) yang dirancang sejak 1995 itu dijadwalkan terkoneksi bentang tengahnya pada 31 Desember 2015, tepatnya pukul 24.00 atau 00.00 WIT.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX (Maluku dan Maluku Utara), Amran Mustari mengatakan, telah memprogramkan pada 31 Desember 2015, tepatnya pukul 24.00 atau 00.00 WIT, terkoneksi bentangan tengah JMP.

Bentangan tengah JMP dari arah Poka telah terkoneksi, sehingga tinggal Galala sehingga terhubung jazirah Leitimur dan Leihitu, pulau Ambon.

"Jadi mudah - mudahan kondisi cuaca baik sehingga proses konektivitas JMP terealisasi sesuai rencana karena terhambatnya perampungan fasilitas tersebut turut dipengaruhi kondisi alam," ujarnya.

Amran menjelaskan, terkoneksinya bentangan tengah JMP berdasarkan rencana Gubernur Maluku, Said Assagaff menjadwalkan perayaan "Old and New".

Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono diundang untuk menyaksikan terhubungannya bentangan tengah JMP yang terhambat perampungannya akibat pertimbangan teknis.


Kado

Gubernur Maluku, Said Assagaff mengatakan, terkoneksinya JMP merupakan "kado" Tahun Baru 2016 bagi pemerintah dan masyarakat setempat, terutama di Kota Ambon.

"JMP merupakan ikon pembangunan di Maluku yang dinilai strrategis untuk mendukung sejumlah program, baik Pemprov Maluku maupun Pemkot Ambon, sehingga terkoneksinya menjadi kado istimewa menandai pergantian tahun 2015 ke 2016," ujarnya.

Terkoneksinya bentangan tengah JMP juga memberikan spirit bagi pemerintah dan masyarakat Maluku untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah ini.

"Jadi momentum terkoneksi JMP, sekaligus menandai perayaan `Old and new` sehingga menjadi kado istimewa bagi Maluku," kata Gubernur.

Sedangkan, mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu menyatakan, pencanangan JMP merupakan kado istimewa bagi Maluku karena pada 19 Agustus 2011 merayakan HUT ke-66.

"Ini kado istimewa karena dilakukan pada saat provinsi Maluku merayakan HUT ke-66," katanya.

Ia mengakui kehadiran JMP akan mendukung program Pemantapan Transportasi Lokal (Tatalok) dan Transportasi Wilayah (Tatawil) antarpulau di Maluku, selain tentunya pembangunan bidang ekonomi dan pendidikan.

"Saya yakin kehadiran JMP akan memberi manfaat besar bagi masyarakat kota Ambon, sekaligus strategis bagi pengembangan ekonomi di daerah Poka sebagai pusat pendidikan,"ujar Karel.


Kendala teknis

Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono mengemukakan, akibat kendala teknis, maka konstruksi JMP yang semula ditargetkan rampung pada 25 Oktober 2015 jadi tertunda.

Namun, dia tetap yakin dan percaya dengan kemampuan PT. Waskita Karya, PT. Pembangunan Perumahan dan PT. Wijaya Karya selaku kontraktor proyek tersebut, mengingat keselamatan kerja menjadi hal yang utama diperhatikan dalam penyelesaian proyek ini .

"Pembangunan JMP memang harus memiliki pengalaman khusus. Jadi jangan ada kesalahan sedikit pun. Bila ada kesalahan sedikit saja tentu akan kembali ke nol lagi," tandasnya.

Menteri Basoeki meninjau lokasi pembangunan Jembatan Merah Putih di Ambon pada 24 Oktober 2015.

Dia mengakui sejumlah faktor yang mempengaruhi penyelesaian pembangunan JMP antara lain kurangnya peralatan yang dibutuhkan, material yang didatangkan dari luar daerah serta beberapa kendala teknis lain.

Selain itu, koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait, terutama TNI Angkatan Laut menyangkut tinggi bentangan tengah jembatan yang harus mempertimbangkan jalur masuk keluar kapal perang, sehingga pekerjaannya molor dari target yang direncanakan.

JMP adalah salah satu proyek yang terindikasi mangkrak akibat lamanya waktu penyelesaiannya sejak peletakan batu pertama 19 Agustus 2011.

Panjang keseluruhan JMP yakni 1,06 kilometer ini akan menghubungkan desa Poka dan Galala yang dipisahkan oleh Teluk Ambon.

Jembatan ini terdiri dari jembatan pendekat arah Galala sepanjang 300 meter, pendekat arah Poka 320 meter dan bentang tengah 300 meter, tinggi pylon 89,5 meter, lebar 22,5 meter yang dibagi dua jalur.

Tujuan pembangunan JMP untuk mempercepat jarak tempuh ke pintu keluar Bandara Internasional Pattimura, serta kawasan Jazirah Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, sehingga diharapkan bisa mengurangi tingkat kepadatan kendaraan.

Pembangunan JMP bertujuan untuk menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon sesuai dengan Tata Ruang Kota Ambon, khususnya Poka-Rumah Tiga sebagai kawasan pendidikan dan Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman.

Selain itu, JMP juga menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada, khususnya jazirah Leihitu serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan (mengurangi biaya operasi) menuju Bandar Udara Internasional Pattimura di Laha sebagai pintu keluar ke provinsi lainnya.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015