Ambon, 5/1 (Antara Maluku) - Potensi perikanan Maluku yang menjanjikan membuat Kedutaan Besar Belanda di Jakarta menjajaki kerja sama di sektor tersebut.

"Potensi perikanan Maluku yang sangat menjanjikan membuat kami melakukan penjajakan guna melakukan kerja sama di sektor perikanan dan logistik di kota Ambon sebagai pintu masuk ke Provinsi Maluku," kata Senior Economy Politicy Advisor Kedutaan Besar Belanda Peter A Halim saat berkunjung di Balai Kota Ambon, Selasa.

Menurut dia, kunjungan yang dilakukan saat ini merupakan tindak lanjut kunjungan Duta Besar Belanda Untuk Indonesia Rob Swartbol di Kota Ambon November 2015.

"Dubes Row Swartbol tertarik dengan potensi alam khususnya perikanan dan pertanian di Maluku karena itu kunjungan kami saat ini, untuk mendata potensi dan menyampaikan kepada kedutaan guna tindak lanjut kerja sama," katanya.

Peter mengatakan penjajakan yang dilakukan tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk memberikan informasi potensi perikanan dan kendala yang dihadapi.

Kunjungan ini, lanjutnya, akan dimanfaatkan untuk menggali potensi sumber daya perikanan, infrastruktur penunjang dan proses ekspor perikanan.

"Kami berharap kunjungan kami mendapat bantuan dari Pemkot Ambon untuk memberikan informasi dan data yang akurat sehingga kedepan dari penjajakan ini segera ditindaklanjuti dengan kerjasama," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina mengakui Ambon merupakan pusat transaksi perikanan yang ditunjang dua pelabuhan perikanan yakni Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tantui dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Erie.

PPN Tantui dibawah tanggung jawab Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedangkan PPI Erie dikelola Pemkot Ambon, sehingga membutuhkan dukungan dari pihak swasta untuk berinvestasi.

"Saya berharap dengan kunjungan yang dilakukan pihak Kedubes Belanda ke depan dapat ditindaklanjuti dengan pengembangkan PPI Eri," ujarnya.

Ia mengakui, kendala yang dihadapi dalan pengembangan PPI yakni area yang terbatas sehingga dilakukan proses reklamasi ke arah pantai, selain itu keterbatasan dalam pembangunan fasilitas pendukung yakni ruang pendingin (cold storage) dan pengembangan ikan pascatangkap.

"Kami juga mengalami keterbatasan dalam proses ekspor karena selama ini ekspor belum bisa dilakukan langsung ke luar negeri, tetapi harus melalui Surabaya," kata Sam.

Ditambahkannya, kerja sama dengan pemerintah Belanda telah berlangsung sejak lama d isejumlah bidang. Potensi yang dimiliki Kota Ambon sudah sepantasnya dikelola lewat kerja sama yang dibangun.

"Penjajakan yang dilakukan merupakan peluang besar untuk kedepan dapat dilaksanakan kerjasama yang nyata, kita berharap pertemuan yang dilakukan saat ini dapat menjadi pintu masuk," tandasnya. 

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016