Ternate, 21/1 (Antara Maluku) - Kantor Kesehatan Pelabuhan Ternate, Maluku Utara mewaspadai kemungkinan masuknya virus MERS di daerah ini saat kunjungan ribuan wisatawan yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT).
"Kami siap mengintensifkan pengawasan guna mengantisipasi peredaran virus MERS karena pada 2016 akan dilakukan penanganan, baik faktor resiko lingkungan pelabuhan maupun bandara dan pelayanan kesehatan masyarakat," kata Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Survelance Pelabuhan Ternate, Lutfi Sidasi, di Ternate, Rabu.
Pengawasan ini mewaspadai penyakit MERS yang menular lewat udara atau saluran pernapasan.
Gejala yang mengidap penyakit ini ciri-cirinya suhu di atas 38 derajat celcius dan merasa agak demam. Namun, virus ini banyak terjangkit di negara Timur Tengah, makanya mewaspadai warga yang mengikuti Umroh pada 2016.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Dinkes Maluku Utara maupun kabupaten/kota. Jadi, pemantauan dan pemeriksaan di pelabuhan maupun bandara itu berjalan selama 20 hari ke depan," ujar Lutfi.
Dia menjelaskan, untuk karantina biasanya diawali dengan pengawasan kapal, kru maupun penumpang yang masuk di pelabuhan.
Sekiranya ditemukan kasus, maka dikonfirmasi di Dinkes Maluku Utara, selanjutnya pemberian vaksin kepada penderita.
Menurut dia, Kantor Kesehatan Pelabuhan Ternate pada 2015 juga memiliki program dari Dirjen P2P yang menangani penyakit tidak menular dalam program pelayanan kesehatan terbatas.
Program ini dilakukan pemeriksaan faktor penyakit tidak menular di instansi terkait seperti di pelabuhan, bandara, TKB maupun di wilayah kerja untuk jantung, diabetes, kolesterol, hipertensi, batu dan ginjal.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Kami siap mengintensifkan pengawasan guna mengantisipasi peredaran virus MERS karena pada 2016 akan dilakukan penanganan, baik faktor resiko lingkungan pelabuhan maupun bandara dan pelayanan kesehatan masyarakat," kata Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Survelance Pelabuhan Ternate, Lutfi Sidasi, di Ternate, Rabu.
Pengawasan ini mewaspadai penyakit MERS yang menular lewat udara atau saluran pernapasan.
Gejala yang mengidap penyakit ini ciri-cirinya suhu di atas 38 derajat celcius dan merasa agak demam. Namun, virus ini banyak terjangkit di negara Timur Tengah, makanya mewaspadai warga yang mengikuti Umroh pada 2016.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Dinkes Maluku Utara maupun kabupaten/kota. Jadi, pemantauan dan pemeriksaan di pelabuhan maupun bandara itu berjalan selama 20 hari ke depan," ujar Lutfi.
Dia menjelaskan, untuk karantina biasanya diawali dengan pengawasan kapal, kru maupun penumpang yang masuk di pelabuhan.
Sekiranya ditemukan kasus, maka dikonfirmasi di Dinkes Maluku Utara, selanjutnya pemberian vaksin kepada penderita.
Menurut dia, Kantor Kesehatan Pelabuhan Ternate pada 2015 juga memiliki program dari Dirjen P2P yang menangani penyakit tidak menular dalam program pelayanan kesehatan terbatas.
Program ini dilakukan pemeriksaan faktor penyakit tidak menular di instansi terkait seperti di pelabuhan, bandara, TKB maupun di wilayah kerja untuk jantung, diabetes, kolesterol, hipertensi, batu dan ginjal.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016