Kabul, 22/2 (Antara/AFP) - Setidaknya 13 orang, sembilan di antaranya adalah warga sipil, tewas pada Senin akibat bom bunuh diri yang menarget kepolisian Afghanistan di kawasan barat laut Kabul.

Kelompok gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Target utama pelaku bom bunuh diri adalah kepala kepolisian lokal yang hanya menderita luka-luka. Insiden itu terjadi menjelang perundingan empat pihak di Kabul untuk menyelesaikan proses perdamaian antara pemerintah dan Taliban yang telah berperang selama 14 tahun.

"Sebanyak 13 orang tewas, sembilan warga sipil dan empat anggota polisi. Selain itu, 19 lainnya terluka dan 17 di antaranya adalah warga sipil," kata kepala kepolisian Provinsi Parwan, Mohammed Zaman Mamozai kepada AFP.

Keterangan berbeda disampaikan oleh juru bicara gubernur provinsi, Wahid Seddiqi, yang menyatakan bahwa jumlah korban adalah 14 orang (enam polisi dan delapan warga sipil).

Serangan itu terjadi di distrik Siagerd, sekitar 60 km barat laut Kabul, sebuah wilayah pegunungan terpencil yang menjadi basis kuat Taliban.

Seddiqi mengatakan bahwa target serangan bom bunuh diri adalah komandan Kepolisian Lokal Afghanistan (ALP)--sebuah  pasukan keamanan bentukan Amerika Serikat pada 2010 untuk membantu pemerintah memerangi gerilyawan.

ALP sering kali dituduh melanggar hak asasi manusia dan akibatnya menjadi target operasi Taliban.

Taliban sendiri telah mengintensifkan gerakan mereka sejak berakhirnya misi perang NATO pada akhir 2014 lalu dengan serangan-serangan bom di berbagai wilayah Afghanistan.

Namun pemerintah Afghanistan, bersama Tiongkok, Pakistan, dan Amerika Serikat, juga meningkatkan upaya untuk memulai kembali perundingan damai dengan kelompok-kelompok gerilyawan setelah sempat dihentikan pada pertengahan tahun lalu.

Pewarta: GM. N Lintang (*)

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016