Ambon (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Maluku meminta pengelola desa wisata agar memprioritaskan masyarakat lokal untuk menjadi pemandu wisata di daerah masing-masing.
“Saya punya kebijakan, di sini ada pelatihan apa pun menyangkut dengan bimbingan teknis terkait pemandu wisata, prioritaskan putra putri di mana lokasi wisata itu berada,” kata Kepala Dinas Pariwisata Maluku Achmad Jais Ely, di Ambon, Sabtu.
Pemandu wisata lokal memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kekayaan budaya, sejarah, dan alam di sekitar desa wisata mereka sendiri.
Dukungan terhadap mereka tidak hanya akan meningkatkan pengalaman wisatawan, tetapi juga membantu mempertahankan warisan lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah setempat.
“Jadi ini harus jadi perhatian pengelola desa wisata, sehingga ini bisa berkelanjutan dan regenerasi. Yang tadinya sudah jadi pemandu duluan dengan bekal pelatihan dia bisa turunkan untuk adik-adiknya di daerahnya sendiri,” ujarnya.
Menurut dia, apabila pemandu wisata diambil dari daerah lain akan dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Ini juga untuk menghindari permasalahan yang tidak diinginkan.
“Kalau kita ambil dari luar asas manfaatnya tidak ada. Kejadian-kejadian ini sudah banyak terjadi sehingga perlu kita hindari agar pelatihan tepat sasaran dan ada pemberdayaan masyarakat,” kata Jais.
Jais berharap, dengan memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) lokal dapat membuat wisata Maluku semakin maju ke depan. “SDM kita tidak boleh parah, karena tempat atraksi wisata kita banyak,” ucapnya.