Ambon (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Maluku memamerkan beragam produk unggulan warga binaan pemasyarakatan (WBP) pada ajang Indonesia Prison Product Art Festival (IPPAFest) 2025 di Jakarta.
“Kali ini kami membawa empat jenis produk dengan total jumlah 482 produk yang terdiri dari minyak kayu putih beragam kemasan, sambal montraing, sirup pala dan aneka perhiasan dari kulit kerang,” kata Kepala Kanwil Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Minggu.
Beragam produk tersebut selain dipamerkan juga dijual bagi pengunjung yang berminat dengan harga mulai dari Rp25.000 per item.
Dirinya menjelaskan IPPAFest merupakan festival pemasyarakatan terbesar di Indonesia yang menampilkan inovasi, produk kreatif, teknologi, dan karya seni warga binaan.
“Produk hasil karya mereka bukan sekadar barang, tetapi buah kreativitas dan kerja keras yang layak mendapat apresiasi dan peluang pasar dalam mendukung UMKM,” tuturnya.
Menurutnya produk unggulan yang menjadi daya tarik yakni sirup pala dan minyak kayu putih.
Menurutnya masyarakat ingin mencicipi rempah khas Banda Neira yakni pala dalam bentuk minuman yang segar.
“Sementara untuk minyak kayu putih asal Namlea Pulau Buru juga menjadi oleh-oleh khas jika berkunjung ke Maluku. Namun dengan adanya IPPAFest ini, masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke Maluku untuk merasakan hangatnya minyak kayu putih asli,” ujar dia.

Tak hanya produk dari WBP Maluku, dalam IPPAFest itu juga turut dipamerkan 7.519 produk dan 120 lukisan karya WBP dari seluruh Indonesia.
Acara pembukaan turut dimeriahkan dengan tari Bali, tari Nusantara, penayangan film program kemandirian, Prison Art Show, peragaan busana, dan lelang produk unggulan.
Melalui kegiatan ini Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS) Agus Andrianto menekankan pentingnya inovasi, sinergi, dan integritas dalam pembinaan pemasyarakatan.
“Kita bukan hanya mengawasi, tetapi juga membangun manusia yang lebih baik. Pemasyarakatan harus modern, humanis, dan memberi dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurut Agus, IPPAFest menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa setiap WBP berhak mendapatkan kesempatan kedua serta memperkuat sinergi antara pemasyarakatan dan masyarakat dalam mendukung reintegrasi sosial.
