Ternate, 8/3 (Antara Maluku) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara (Malut) mengimbau masyarakat Muslim untuk melaksanakan Shalat Sunat Gerhana Matahari saat terjadinya gerhana matahari total (GMT) pada Rabu (9/3).
"Nabi Muhammad SAW, saat terjadi gerhana matahari melaksanakan Shalat Sunat Gerhana Matahari sebagai wujud pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dalam mengatur alam semesta, termasuk gerhana matahari," kata Ketua MUI Malut Yamin Hadad di Ternate, Selasa.
Oleh karena itu, masyarakat Muslim di Malut harus pula mencontoh apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat terjadi gerhana matahari di masjid saat terjadinya peristiwa langka itu pada Rabu, yang petunjuk pelaksanaan shalatnya sudah disampaikan melalui para imam masjid.
Yamin Hadad mengatakan selain melakukan Shalat Sunat Gerhana Matahari, masyarakat muslim di daerah itu diharapkan juga memperbanyak berzikir, berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT seperti yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW.
Masyarakat Muslim di Malut diharapkan pula untuk tidak melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan tuntutan agama Islam, terlebih yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat lainnya, apalagi mengingat ada ribuan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri yang datang menyaksikan GMT di Malut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malut Anwar Husen mengatakan pelaksanaan Shalat Gerhana Matahari saat terjadi GMT pada Rabu merupakan salah satu kegiatan utama dalam rangkaian menyambut peristiwa alam yang disebabkan posisi matahari, bulan dan bumi berada pada garis lurus itu.
Khusus di Kota Ternate, Shalat Gerhana Matahari akan dipusatkan di dua masjid yakni Masjid Almunawar dan Masjid Kesultanan Ternate, selain itu juga masyarakat diimbau melaksanakan di masjid sekitar tempat tinggal masing-masing.
Anwar Husen menambahkan wisman yang akan menyaksikan GMT sudah berdatangan di Malut sejak empat hari terakhir dan puncaknya pada hari ini, termasuk yang menggunakan kapal pesiar dengan jumlah keseluruhannya diperkirakan lebih dari 2.000 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Nabi Muhammad SAW, saat terjadi gerhana matahari melaksanakan Shalat Sunat Gerhana Matahari sebagai wujud pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dalam mengatur alam semesta, termasuk gerhana matahari," kata Ketua MUI Malut Yamin Hadad di Ternate, Selasa.
Oleh karena itu, masyarakat Muslim di Malut harus pula mencontoh apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat terjadi gerhana matahari di masjid saat terjadinya peristiwa langka itu pada Rabu, yang petunjuk pelaksanaan shalatnya sudah disampaikan melalui para imam masjid.
Yamin Hadad mengatakan selain melakukan Shalat Sunat Gerhana Matahari, masyarakat muslim di daerah itu diharapkan juga memperbanyak berzikir, berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT seperti yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW.
Masyarakat Muslim di Malut diharapkan pula untuk tidak melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan tuntutan agama Islam, terlebih yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat lainnya, apalagi mengingat ada ribuan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri yang datang menyaksikan GMT di Malut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malut Anwar Husen mengatakan pelaksanaan Shalat Gerhana Matahari saat terjadi GMT pada Rabu merupakan salah satu kegiatan utama dalam rangkaian menyambut peristiwa alam yang disebabkan posisi matahari, bulan dan bumi berada pada garis lurus itu.
Khusus di Kota Ternate, Shalat Gerhana Matahari akan dipusatkan di dua masjid yakni Masjid Almunawar dan Masjid Kesultanan Ternate, selain itu juga masyarakat diimbau melaksanakan di masjid sekitar tempat tinggal masing-masing.
Anwar Husen menambahkan wisman yang akan menyaksikan GMT sudah berdatangan di Malut sejak empat hari terakhir dan puncaknya pada hari ini, termasuk yang menggunakan kapal pesiar dengan jumlah keseluruhannya diperkirakan lebih dari 2.000 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016