Di lokasi pantauan BMKG stasiun geofisika di seputar monumen nasional Christina Martha Tiahahu di kawasan Karang Panjang Ambon, masyarakat dari berbagai kalangan usia secara bergantian menggunakan kacamata ND 04 yang dapat melindungi mata setidaknya selama satu menit.
Kacamata ND 04 itu disiapkan tim BMKG, selain disediakan juga
teleskop.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika kelas I Ambon, Djati Cipto Kuncoro menyatakan, masyarakat yang datang ke lokasi pemantauan cukup banyak, mulai dari orang tua yang membawa anak- anak, bahkan orang tua usia 70 tahun juga datang ke lokasi.
Fenomena ini jarang terjadi sehingga ketika gerhana matahari hibrida terlihat di kota Ambon, maka banyak warga yang ingin melihat langsung.
"Tahun ini sesuai kalender yang diterbitkan BMKG terjadi fenomena gerhana matahari, kurang lebih ada empat kejadian di tahun ini seperti Gerhana Bulan Penumbra dan Bulan Purnama Super," katanya.
Salah seorang warga, Victor mengaku sangat senang bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari yang tidak bisa dilihat setiap tahun.
"Saya datang membawa cucu untuk melihat gerhana matahari sebagian yang dapat dilihat dari beberapa wilayah di Maluku ini, sekaligus agar cucu saya mengerti akan fenomena astronomi yang cukup langka," katanya.
Fenomena Gerhana Matahari sebagian terlihat di Kota Ambon membuat Matahari terlihat seperti sabit atau seperti huruf C yang terbalik
Pantauan BMKG Stasiun Geofisika Ambon Gerhana Matahari Hibrid yang terlihat di Kota Ambon berupa Gerhana Matahari Sebagian pada pukul 13.34.25 WIT.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga antusias saksikan gerhana matahari sebagian di Ambon